Petualangan dan Aroma yang Menenangkan Hutan Pinus Mangunan
By Kazebara Posted 24 December 2018 di genpijogja.om
Pohon-pohon pinus layaknya tiang-tiang yang kokoh. Melambai perlahan, daun-daunnya tertiup angin. Aroma pinus menguar bercampur segar udara pagi. Sinar matahari menelusup celah pepohonan. Udara semakin hangat. Tenang dan nyaman… Hutan Pinus Mangunan.
Pukul 06.00 pagi, pertama kali menjejakkan kaki di Hutan Pinus Mangunan. Udara terasa segar tidak terlalu dingin. Sayang sekali, meski sudah berkunjung di pagi hari tidak sempat melihat kabut. Hanya tanah basah sisa gerimis yang sejenak datang di awal musim penghujan. Kalau beruntung kamu bisa mendapatkan pemandangan kabut putih menyelimuti kawasan hutan. Sangat instagramable kalau kata anak-anak milenial pemburu foto apik untuk akun sosmednya. Selain kabut, lembut matahari terbit juga menjadi icon yang popular untuk sekadar dinikmati atau diabadikan di pagi hari hingga menjelang sunset di sore hari. Proses muncul dan menghilangnya matahari memang menjadi saat-saat kritis yang diburu, apalagi kalau sedang cantik-cantiknya dan tidak malu-malu dibalik awan.
Hutan Pinus Mangunan kadang disalah artikan dengan sebutan hutan pinus Imogiri karena lokasinya yang searah dengan situs makam Raja-Raja Imogiri, terutama wisatawan yang berasal dari luar Jogja. Padahal secara administratif hutan pinus ini tidak termasuk kawasan Imogiri. Kawasan ini merupakan hasil reboisasi, jadi tidak muncul begitu saja secara alami. Perlu banyak tenaga dan upaya untuk menjadikan kawasan ini menjadi tempat wisata yang menarik. Berbagai fasilitas wisata seperti gardu pandang, panggung pertunjukan yang menyatu dengan alam, kamar mandi umum, mushola dan warung-warung sederhana pun telah di bangun di kawasan wisata ini. Tidak ketinggalan beberapa spot foto disediakan untuk para millenial yang datang dengan niat menambah koleksi foto di galeri media sosialnya.
Beberapa tempat favorit untuk mengambil gambar diantaranya adalah area bangku kayu, hammock yan dipasang di pohon pinus, rumah pohon, dan taman bunga. Selain spot yang memang sudah disediakan kamu juga bisa mengasah kreatifitas untuk mengambil foto di area hutan dengan memanfaatkan pemandangan jejeran pinus atau daun-daun kering yang menutup lantai hutan. “Hutan pinus ini tempatnya asri, tenang, teduh, bagus buat hunting foto, masyarakatnya ramah, namun sayang masih ada sampah yang dibuang sembarangan.” tutur Ryan mahasaiswa Batan yang berasal dari Medan. Dia dan teman-teman modelnya sedang melakukan photoshoot dipagi hari. Hutan pinus mangunan memang menjadi tempat favorit dan hits untuk hunting foto dan prewedding.
Tidak sulit menjelajahi hutan pinus mangunan, karena tersedia banyak jalan setapak yang nyaman untuk dilalui. Untuk kamu yang menyukai petualangan bisa mencoba trekking ke dalam hutan Jauh di dalam Hutan Pinus Mangunan terdapat sumber mata air Bengkuang. Konon dulunya tempat ini merupakan lokasi pertapaan Sultan Agung Hanyakrakusuma. Untuk mencapai mata air yang pernah direnovasi oleh pemerintah Belanda ini kamu bisa menyusuri jalur outbond Watu Abang menembus hutan yang rapat. Rasakan sensasi petualangan yang menyenangkan. Untuk masuk ke Hutan Pinus Mangunan kamu cukup membayar Rp. 2500 saja, untuk biaya parkir motor Rp. 3000 dan Rp.10.000 untuk parkir mobil. Untuk bus dikenakan biaya Rp. 20.000 dan untuk foto prewedding Rp. 50.000. Wisata Hutan Pinus Mangunan buka dari jam 06.00 hingga petang.
Lokasi Hutan Pinus Mangunan Yogyakarta terletak di Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Berhubung tidak ada angkutan umum yang melayani trayek hingga ke tempat ini maka lebih baik kamu membawa kendaraan pribadi. Dari Terminal Giwangan, kamu bisa menyusuri Jalan Imogiri Timur, langsung lurus saja mengikuti petunjuk jalan. Jika berangkat dari kota Jogja perjalanan sejauh 24 Km bisa ditempuh selama satu jam. Perjalanan dimulai dari ring road selatan menuju jalan Parangtritis, lurus saja mengikuti petunjuk arah ke wisata kebun buah Mangunan, lurus saja menelusuri jalan yang semakin menanjak. Memasuki kawasan Mangunan kamu sudah bisa menikmati pemandangan indah di sisi jalan yang dilewati. Jka datang ketika musim kemarau, pohon-pohon kering yang menggugurkan daunnya bak musim gugur di negara empat musim. Ketika musim hujan, deretan pepohonan hijau menyegarkan mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar