Sejarah Teh
Teh berasal dari negeri Cina, tepatnya di
provinsi Yunnan bagian barat daya Cina. Daerah tersebut merupakan daerah
beriklim tropis dan sub-tropis yang menjadikannya sangat cocok untuk menanam
tanaman teh. Minuman ini menjadi bagian yang sangat penting untuk masyarakat di
sana. Mereka mengonsumsi teh setiap hari, oleh karena itu teh memiliki peran
penting untuk pembangunan dan kemajuan negara tersebut. Teh memiliki hubungan
yang dekat dengan budaya Cina. Ada anggapan di Cina bahwa praktek budaya minum
teh dapat membawa semangat dan kebijaksanaan manusia ke tingkat yang lebih
tinggi. Hal ini tidak hanya mencerminkan peradaban mereka tetapi juga ideologi.
Budaya teh dapat meningkatkan status sosial dan apresiasi seni.
Menurut sejarah, Teh diperkirakan ditemukan
oleh seorang Kaisar Kekaisaran Cina bernama Shen Nung yang hidup sekitar tahun
2737 sebelum Masehi. Kaisar Shen Nung tidak hanya dikenal sebagai seorang
kaisar, tetapi juga sebagai The Divine Healer (Sang Penyembuh dari Ilahi).
Cerita penemuan Teh oleh Kaisar sendiri berawal dari ketidaksengajaan. Suatu
hari Kaisar Shen Nung sedang memasak air dalam kuali di kebun istana. Secara
tidak disengaja selembar daun Teh dari tanaman Teh yang ada di kebun Kaisar
Shen Nung jatuh ke dalam air panas tersebut. Ketika daun teh tersebut terseduh
dengan air panas, aroma sedap langsung muncul dan tercium oleh kaisar. Ia pun
tergoda untuk meminumnya. Bukan hanya aromanya yang sedap, rasa sepat dan pahit
yang ditimbulkan oleh daun Teh juga sangat disukai oleh Kaisar. Ia pun kemudian
melakukan penelitian terhadap minuman tersebut. Ternyata banyak faedah setelah
ia meminum minuman tersebut. Kaisar merasa segar dan beberapa penyakit yang
dideritanya menghilang. Kaisar kemudian menjadikan daun Teh sebagai minuman
sehari-hari dan lambat laun, ia pun membaginya kepada rakyat Cina. Sejak
itulah, daun Teh menjadi minuman yang paling populer di Cina.
Sementara
legenda dari India menghubungkan penemuan teh dengan biarawan Bodhidharma.
Setelah bertapa selama 7 tahun, beliau sangat letih. Dalam keadaan putus-asa
beliau mengunyah beberapa daun yang tumbuh di sekitar tempatnya. Ternyata
setelah dikunyah, dia merasa segar kembali. Pada awal abad ke-9, di Jepang
seorang biarawan yang baru pulang dari pengembaraannya, bernama Dengyo Daishi
membawa benih tanaman teh dari Cina. Sejak itu teh dikenali di Jepang. Pada
tahun 780 masehi, seorang cendekiawan bernama Lu Yu mengumpulkan dan membukukan
temuan-temuan manfaat dan kegunaan Teh kedalam sebuah literatur yang diberi
judul Ch’a Cing atau The Classic of Tea.
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/teh-untuk-menurunkan-berat-badan/ |
Perkembangan Teh di Indonesia
Tanaman
penghasil teh (Camellia sinensis)
pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh dari Jepang yang di
bawa oleh seorang berkebangsaan Jerman bernama Andreas Cleyer, dan ditanam
sebagai hiasan di Batavia. F. Valentijn, seorang rahib, juga melaporkan tahun
1694, bahwa ia melihat tanaman teh sinensis di halaman rumah gubernur jendral
VOC Camphuys, di Batavia. Pada abad ke-18 muali berdiri pabrik-pabrik pengolahan
(pengemasan) teh dan di dukung VOC. Setelah berakhirnya pemerintahan Inggris di
Nusantara, pemerintahan Hindia Belanda mendirikan Kebun Raya Bogor sebagai
kebun botani (1817). Pada tahun 1826 tanaman teh melengkapi koleksi Kebun Raya,
diikuti pada tahun 1827 di Kebun 4 Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat. Dari
sini dicoba penanaman teh dalam sekala luas di Wanayasa (Purwakarta) dan lereng
Gunung Raung (Banyuwangi). Karena percobaan ini dianggap berhasil, mulailah
dibangun perkebunan skala besar yang dipelopori oleh Jacobus Isidorus Loudewijk
Levian Jacobson, seorang ahli teh, pada tahun 1828 di Jawa. Ini terjadi pada
masa pemerintahan Gubernur Jenderal Van Den Bosch.
Teh
juga menjadi salah satu tanaman yang terlibat dalam Cultuurstelsel. Teh jenis
assamica mulai masuk ke Indonesia (Jawa) didatangkan dari Sri Lanka (Ceylon)
pada tahun 1877, dan ditanam oleh R.E. Kerkhoven di kebun Gambung, Jawa Barat
(sekarang menjadi lokasi Pusat Penelitian Teh dan Kina. Karena sangat cocok dan
produksinya lebih tinggi, secara berangsur teh sinensis diganti dengan teh
assamica, dan sejak itu pula perkebunan teh di Indonesia berkembang semakin
luas. Pada tahun 1910 mulai dibangun perkebunan teh pertama di luar Jawa, yaitu
di daerah Simalungun, Sumatera Utara. Pada perkembangan perkebunan teh di Indonesia ada dari
beberapa pengusaha Belanda yang disebut sebagai "Preanger Planter".
Karena merekalah Indonesia menjadi produsen teh terbesar ke-5 di dunia pada
saat itu. Pada akhir 1928 awal industri teh besar-besaran dimulai dan sekitar
beberapa tahun kemudian sekitar tahun 30-40an industri teh wangi dimulai
sebagai usaha rumahan dan kemudian berkembang sampai saat ini.
Perkembangan The di Eropa
Teh
tidak terlalu populer di Eropa hingga abad ke 17. Seorang misionaris portugis
membawa teh ke Eropa namun tidak memperdagangkan secara serius. Hingga kemudian
seorang pedagang Belanda secara serius mulai meperdagangkan teh tersebut pada
tahun 1610. Di tahun itu juga, pengiriman teh dari jepang ke Eropa tiba dengan
kapal Dutch East India Company. Teh juga kemudian mulai tersebar di Rusia dari
China melalui jalan Sutera yang terkenal. Teh kemudian mencapai popularitasnya dan dengan cepat
menyebar di kota-kota seperti Amsterdam, Paris dan London. Meskipun begitu
konsumsi teh sangat terbatas dikalangan Bangsawan dan Kerajaan. Meskipiun
begitu tidak butuh waktu lama bagi teh menjadi minuman populer di kawasan
Eropa. Teh mulai dikenal di Amerika ketika ia dibawah oleh Dutch Peter
Stuyvesant pada tahun 1650 yang kala itu menjabat sebagai kepala koloni
penjajahan Inggris di Amerika.
Teh masuk ke Inggris pada tahun 1670 dan menjadi minuman
yang sangat penting kala itu. Puncaknya pada abad ke 19, Inggris menjadi
konsumen teh terbesar di Eropa. Kemudian pada tahun 1680 Marie de
Rabutin-Chantal menjadi orang yang pertama mencampurkan susu dengan teh.
Beberapa abad kemudian tepatnya pada tahun 1904, Richard Blechyden membuat es
teh untuk pertama kali sebab kala itu para pembelinya menolak membeli teh panas
di cuaca yang sangat panas. Beberapa tahun kemudian, seorang pedagang teh
bernama Thomas Sullivan mengemas teh dengan kemasan sutera. Inilah awal dari
ditemukannya kantong teh. Teh dalam kemasan kemudian menjadi terkenal saat
Tetley yang merupakan distributor teh mulai membagikan teh dalam kemasan di
Inggris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar