Kenapa Seseorang Bisa Merasa Kosong?
Baru saja ada kejadian yang tidak terduga, memang ya manusia tidak tahu pasti apa yang akan terjadi beberapa jam kemudian, besok, lusa, bulan depan atau tahun depan. Kita hanya bisa memprediksi urutan kejadian berdasar ilmu dan pengalaman. Sesuatu yang baru saja terjadi ini berhubungan dengan pikiran dan perasaan
Tidak ada satupun manusia yang tidak mempunyai masalah. Mereka
yang tersenyum dan terlihat penuh energi, mereka yang seakan cuek terhadap
apapun, adalah tipe yang mempu menyembunyikan rasa sakit dan memiliki managemen
sendiri untuk semua itu. Sepertinya aku sudah pernah menulis tentang pentingnya
rasa sakit dan segala macam perasaan tidak nyaman. Sebagai landasan untuk
menjadi kuat. Jika lulus ujian… tapi… ^^ Aku pun sering merasakan sepi, gundah
bahkan kosong. Ada sesuatu yang tidak lengkap dalam diriku dan itu berdampak
pada kehidupan. Apa yang sebenarnya aku cari dan bagaimana mengisi bagian yang
kosong itu?.
Masalah yang sedang terjadi saat ini, dialami oleh seorang
teman, membuatku kembali memikirkan kenapa seseorang bisa hilang dalam
pikiran atau perasaannya sendiri, bahkan hilang dari kehidupan.
Aku membayangkan, dalam diriku ini, mungkin orang lain
juga, ada relung yang tidak bisa diisi oleh apapun. Bukan oleh manusia, karena
mereka bisa cepat berubah. Bukan oleh dunia, tidak.. dunia tidak bisa membawa
kedamaian. Bahkan dunia ini hanya senilai sebelah sayap nyamuk bagi Allah.
Ringan banget kan? Bukan barang yang bernilai. Tempat kosong itu hanya
bisa diisi oleh Allah. Dibantu dengan pikiran yang berisi ilmu. Jika Allah sudah
ada di relung itu, seakan diri bisa menyelam lebih dalam untuk lebih mengenal Allah
mengenal hidup dan menghadapi segala permasalahan, tidak tersesat, tidak
kosong, dan tetap damai. Berbeda jika keberadaan Allah dan pengertian
mengenaiNya masih kabur. Justru akan merasa kosong, takut, sepi, terombang
ambing dan lenyap.
Aku
pernah mengisi relung itu dengan manusia. Mungkin karena dia datang
disaat kritis kehidupanku dan belum banyak pemahaman dalam pikiran.Dan
ketika dia pergi, tempat itu kembali kosong, begitupula perasaanku.
Tapi, ini fase yang baik untuk bisa bertahan sebelum aku bisa berdiri
dengan diriku sendiri. Menjadikan seseorang sebagai role model dan
tumpuan. Aku kembali mencari
sebenarnya apa yang berharga dari dunia dan manusia? Apa yang bisa aku percaya? Apa yang harus aku capai
dalam kehidupan? Yah.. hinga aku sadar, kekosongan itu adalah tempat Allah. Tumpuan
dan tujuan hidupku. Bukan dunia dan bukan manusia. Aku memperbaiki perasaan
dan pikiran.
Aku
membayangkan suatu tempat dalam diriku, relung yang kosong dan tidak
ada apa-apa. Seperti berada di kedalaman yang sunyi. Hanya ada aku dan
segala pikiranku. Jika tenggelam dalam kesepian dan kekosongan aku bisa
tersesat bahkan mati dalam diriku sendiri. Tidak bisa memahami apapun
dan tidak bisa kembali. Semakin lama semakin terjebak, tidak berharga.
Tapi jika ada Allah di sana, aku tidak kehilangan kedamaian dan akal.
Aku bisa tenggelam lebih dalam, tapi tenggelam dalam pengertian.
Memandang segala sisi diriku, segala sisi kehidupan. Aku juga bebas
memasuki tempat itu untuk lebih mengerti. Karena aku telah sadar.
Yaaaah...
begitulah.. intinya kita harus selalu memperbaiki pengertian terhadap
Allah. Betapa besar kasihNya dan tidak perlu ragu padanya. Tidak ada
selainNya. Semakin mengenalnya kita akan semakin kuat dan damai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar