Mahasiswa Bukan Katak Dalam Tempurung
Mahasiswa
dengan segudang pengetahuan dan kesempatan tidak seharusnya menjadi katak dalam
tempurung. Hanya mengenal dunia kampus dan berkutat dengan tugas-tugas dan
segala macam hal yang hanya berhubungan dengan kuliah. Mengejar nilai yang
memuaskan dengan fokus pada studi tidaklah salah. Memang itulah satu kewajiban
yang harus dicapai oleh mahasiswa, nilai yang memuaskan. Namun, tidak hanya
berhenti pada nilai. Mahasiswa juga memiliki kesempatan yang sangat terbuka
lebar untuk mengembangkan sayap dan terbang yang tinggi. Bukan asal terbang
tanpa tujuan alias hanya sekadar bermain untuk menghabiskan waktu luang. Terlalu
banyak bermain-main justru menjadi hal yang mubazir dan sia-sia. Salah satu
kebiasaan mahasiswa jaman sekarang. Meluangkan banyak waktu untuk bermain-main
tanpa tujuan yang jelas. Mahasiswa bukan hanya sekadar bermain, tapi ketika
keluar dari kampus, ketika mengunjungi suatu tempat harus diiringi dengan niat
mencari pengalaman baru dan mengambil sebanyak-banyaknya pelajaran, yang
kemudian dapat dijadikan bahan untuk menghidupkan kebiasaan berdiskusi dan
berbagi cerita. Itulah salah satu kebiasaan yang harus dibangun. Pengalaman dan
ilmu bukan hanya untuk diri sendiri, namun juga untuk berbagi. Sehingga, bukan
hanya menularkan ilmu namun juga semangat untuk ikut berpetualang.
Lalu
bagaimana bisa seorang mahasiswa dapat terbang mengunjungi berbagai macam
tempat bukan hanya negeri sendiri namun juga belahan dunia lain? Modalnya
adalah dengan karya. Yang membedakan kita dengan universitas-universitas besar
di Indonesia bukanlah sebatas fasilitas atau sumber daya manusia. Dilihat dari
fasilitas dan segi sumber daya manusia sebenarnya kita tidak kalah dengan
universitas-universitas besar di Indonesia. Iklim untuk berdiskusi yang masih
kurang, juga iklim kompetensi dan semangat untuk berkarya baru dimiliki
sebagian kecil mahasiswa. Semangat berkarya bukan hanya untuk ditanamkan, tapi
dibiasakan untuk segera bertindak. Karena, jika hanya niat untuk berkarya,
hanya sebatas semangat tanpa usaha nyata untuk aktif dan memulai, akhirnya
hingga akhir hanya akan menjadi sebatas niat dan semangat, tanpa hasil. Niat
untuk berkarya bisa saja sudah dimiliki oleh sebagian besar mahasiswa, namun
tanpa memulai dengan tindakan nyata, sekecil apapun itu, semangat itu akhirnya
hanya berakhir dengan omong kosong.
Jika
membicarakan karya, maka kebanyakan orang akan berfikir tentang tulisan.
Padahal karya dalam arti luas bukan hanya sekadar berbentuk tulisan. Tulisan
seperti karya ilmiah dan jurnlistik atau berbagai macam bentuk tulisan lain
hanyalah salah satu contoh. Karya dalam arti luas dapat berupa apa saja yang
dapat bermanfaat, dapat digunakan, atau menjadi referensi. Bisa berupa alat,
karya seni, sistem, serta gagasan bukan hanya ranah ilmu pasti tapi juga
sosial. Karya yang dapat dihasilkan seseorang berbeda, tergantung pada ilmu
yang dikuasai dan kemampuan individu. jadi bentuk karya itu tidak terbatas. Yang
harus dimiliki adalah kesungguhan, kreatifitas, dan kesungguhan untuk memulai.
Karya
adalah modal mahasiswa untuk dapat menjelajahi Indonesia bahkan dunia. Dengan
mengikuti berbagai macam kompetisi dari berbagai daerah bahkan level
internasional, selain mengasah mental dan mendapatkan prestasi, juga bisa
mengenal setiap daerah yang telah dikunjungi. Membuka mata dan melihat wajah
yang berbeda dari Indonesia dan mengenal dunia. membuat kita bisa belajar
banyak hal karena setiap tempat memiliki adat istiadat, kelebihan, dan wajah
yang berbeda. Jangan seperti katak dalam tempurung yang memiliki jarak pandang
yang sempit dan pola pikir yang dangkal. Sehingga, ketika gelar sebagai
mahasiswa berakhir, lalu kita keluar dari zona nyaman kampus untuk menghadapi
dunia luar dengan berbagai macam kesibukan dan keberagamannya kita tidak lagi
ragu dan takut untuk melangkah. Karena sudah memiliki modal, selain nilai, kita
sudah memiliki kebiasaan untuk berkompetisi dan memiliki pengalaman dengan
mbolang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar