Sekelumit Kisah PDAM
Hari ini
banyak sekali pelajaran yang dapat aku ambil. Setelah beberapa waktu galau dan
merasa hidup ini hambar, sekarang jadi sangat bersemangat. Seperti hidup
kembali dan dari stagnasi. Sebelum bercerita tentang PDAM, sesuai judul, aku
akan menceritakan sedikit kisah pagi ini.
Waktu kuliah
kultur jaringan tadi, dosen bercerita tentang mantan rekan kerjanya di LIPI
yang sekarang sudah menjadi ahli yang di kenal di dunia Internasional. Sewaktu masih
menjadi rekan kerja di LIPI dulu, teman dosenku itu adalah orang yang rada “aneh”.
Begitu kata dosenku. Dia aalah orang yang sangat giat bekerja. Ada satu
peristiwa yang masih di kenang dosenku. Saat bekerja di LIPI dulu, malam-malam
rekan kerja dosenku itu tiba-tiba datang ke tempat dosenku tinggal. Karena memiliki
pekarangan yang luas, dia ingin menitipkan tanaman yang dia ambil dari gunung Salak.
Keesokan harinya, dosenku menemukan rekannya itu tidur di perpustakaan karena
mencari referensi dari tanaman yang baru saja ditemukannya di gunung Salak. Dia
memiliki rasa ingin tahu yang besar dan sangat menyukai pekerjaannya. Dia adalah
orang yang berbeda, yang tidak hanya sekadar bekerja dan pulang. Hingga sekarang
dia menjadi ahli Salak. Itu berarti, orang yang biasa-biasa saja, hidup seperti
orang kebanyakan, juga hanya akan berakhir menjadi orang biasa. Sedangkan orang-orang
luar biasa selalu melakukan lebih, bahkan yang dianggap orang kebanyakan
sebagai kelakuan yang “aneh”. Aku juga ingat, kata dosen mikrobiologi, bahwa
kebanyakan profesor itu adalah orang yang nyentrik. Saat itu juga, aku putuskan,
aku akan menjadi ahli anggrek. Memiliki koleksi anggrek dari berbagai tempat
dan membuat varietas baru. Yap, itu cita-cita baruku yang lebih spesifik dari
pada hanya sekadar peneliti. Karena, sebelumnya aku juga masih belum tahu, aku
akan menjadi peneliti seperti apa. Yang penting peneliti. Tapi sekarang, aku
akan fokus dan melangkah lebih pasti dalam dunia yang memiliki banyak pilihan
ini. Benar-benar banyak hingga sering sekali membingungkan bahkan sangat
membingungkan. Aku harus memilih. Karena jika terlalu lama berfikir, tidak
terasa waktu semakin sempit. Hingga aku dipaksa memutuskan tanpa berfikir.
Sekarang masuk
ke cerita PDAM. Ide ini berawal ketika aku mendapat informasi dari dosen
teknik, bahwa limbah PDAM belum dimanfaatkan dan dibuang begitu saja. Aku terus
mengingat sepotong informasi itu, karena membuatku penasaran. Hingga beberapa
waktu lalu aku mendapat info tentang PKM Jateng. Yang salah satu kompetisinya
adalah penelitian. Aku langsung mengajak beberapa teman untuk bergabung. Juga konsultasi
dengan dosen, berbekal info limbah PDAM yang belum dimanfaatkan dan belum aku
ketahui kebenarannya. Tapi aku sendiri juga belum tahu mau bagaimana.
Tadi siang,
setelah mencari info letak PDAM, aku, bersama dengan Novi teman satu angkatanku
dan Mas Deni kakak tingkatku pergi ke PDAM di dekat Rusunawa belakang kampus. Dua
rekanku lagi, Nunung dari FKIP dan Justin adek tingkatku tidak bisa ikut. Sampai
di PDAM dekat Rusunawa, kami hanya bertemu dengan pipa-pipa. Tidak ada yang
bisa memberi informasi. Lalu kami bertanya kepada bapak supir truk tangki air
di mana letak kantor PDAM. Ternyata ada di Manahan. Pergilah kami ke Manahan.
Sesampainya di
Manahan, kami bertemu dengan bagian pengelola limbah. Tapi ternyata, bukan
limbah yang kami maksud. Kami ingin meneliti limbah hasil penyaringan air, tapi
di Manahan adalah pengelola limbah domestik. Air limbah buangan rumah tangga. Lalu
kami diminta untuk pergi ke pengelola air minum di Jebres. Tinggal aku dan Novi
karena Mas Deni ada janji lain. Kami berhenti di kolam renang milik PDAM, Tirtomoyo.
Sampai ditanya tukang parkir dua kali. Mau renang apa ke PDAM mbak? Dan kami
jawab PDAM. Ternyata kami masih salah. Itu hanya kolam renang milik PDAM. Sedangkan
kantornya masih lurus lagi.
Akhirnya kami
sampai di kantor pengolah air dan bertemu dengan Pak Nur yang menyambut kami
dengan sangat ramah dan terbuka. Beliau bekerja di bagian teknik. Beliau bercerita tentang pengolahan limbah
lumpur dan sedikit tentang penjernihan air. Selain mendapatkan tema untuk
penelitian, kami mendapat info juga bahwa bisa diadakan kunjungan dan magang di
PDAM. Selain itu, belum ada lulusan MIPA Biologi yang bekerja di Lab PDAM. Ada dari
analis, kimia, dan FKIP Biologi.
Aku sangat
senang dengan hasil jalan-jalan hari ini. Karena awalnya aku sempat ragu dengan
ide meneliti limbah PDAM. Aku berdoa di jalan supaya semua lancar. Ada sedikit
keraguan dan ketakutan hari ini akan berakhir sia-sia dan mengecewakan
teman-teman. Sebagai orang yang mengajak mereka, aku akan merasa sangat
bersalah jika ini berakir dengan sia-sia dan kami tidak mendapat apa-apa. Tapi hasilnya
sesuai keinginan, sangat menyenangkan.
Selain itu,
ada tiga hal yang akan aku pegang untuk menjadi rumus sukses. Hingga nanti
menemukan rumus baru.
1.
Kekuatan pikiran. Yang akan membantu kita
mewujudkan apa yang kita mau dan kita pikirkan. Secara tidak sadar, pikiran
akan mewujudkan apa yang kita inginkan dan pikirkan. Ketika memikirkan sesuatu,
entah keinginan, hal negatif, hal positif, pikiran akan berusaha mencari
pendukung yang akan mewujudkan keinginan atau menguatkan prasangka. Misalkan ingin
berlibur ke luar negeri, secara otomatis, pikiran akan fokus dengan hal itu. Kita
mulai fokus dengan brosur perjalanan, iklan wisata, tiket dll. Semua yang bisa
mebuat kita prgi ke luar negeri. Kalau kata ahli fisika semesta mendukung, atau
seperti isi buku secret, yang menceritakan kekuatan alam.
2.
Usaha keras dan doa. Ini tidak perlu di
jelaskan.
3.
Campur tangan Allah. Tidak mungkin Allah
meninggalkan hambanya yang berprasangka baik, berusaha dan berdoa. Hingga akan
ada banyak hal yang tidak pernah terduga.
Semangaat....^^ meskipun banyak
mengalami kegagalan, galau, pikiran tak menentu, merasa useless, hambar, tak
masalah teman-teman (asal jangan selamanya seperti itu). Tetaplah yakin... we
can do everything,, we can do everything... and dont to be nothing.
Ingat ya.. apapun yang kamu
inginkan,, wujudkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar