Prambanan Jazz Festival (PJF) 2024 genap berusia satu dekade tahun ini dan mengusung tema yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Diselenggarakan selama tiga hari mulai tanggal 5-7 Juli 2024 di kawasan Candi Prambanan, PJF 2024 berkolaborasi dengan lebih banyak pihak untuk menghadirkan pengalaman yang lengkap dan indah bagi penonton. Tidak hanya datang untuk menonton pertunjukan musik semata, penonton juga bisa menikmati beragam fasilitas lainnya seperti kuliner, I’m Jazz a Kids, arena bermain anak-anak, pameran foto dan banyak kegiatan dari tenan dan sponsor.
“Ada Desa Warna, pameran perjalanan 10 tahun Prambanan Jazz
Fes bekerjasama dengan Antara, Kompas dan dokumentasi dari penonton bersama dengan
Gudang Digital. Bahkan saat disana juga ada foto submission,” ungkap Tovic
Raharja - Direktur Utama Rajawali Indonesia saat temu media, Kamis (04/07).
Prambanan Jazz Festival tahun ini mencoba menghadirkan
kembali panggung Spesial Show yang tidak ada selama masa pandemi. Anas Syahrul
Alimi - Founder Rajawali Indonesia menjelaskan, sejak sebelum pandemi 2019,
konsep Prambanan Jazz memang menyediakan panggung spesial show dan festival
show. Ditambah lagi dengan panggung spesial berkolaborasi dengan NAVASRPM.
Namun, karena ada kendala yang berada di luar kendali promotor, ada perubahan
untuk panggung spesial show.
"Hari ketiga harusnya ada Queen at The Opera.
Sekelompok musisi dari Itali, band yang membawakan lagu-lagunya Queen, yang
berlisensi dari Queen dan ditampilkan secara opera. Kita baru dapat kabar,
kira-kira semalam mereka batal main ke Prambanan Jazz dan sampai hari ini kita
tidak bisa berkomunikasi dengan mereka. Ini diluar kendali kami, di luar
kontrol kami," terang Anas.
Pihak Rajawali tetap memberikan yang terbaik kepada
penonton, terutama yang sudah membeli tiket dengan beberapa fasilitas. Selain
100% refund maksimal 14 hari kerja, penonton juga tetap bisa menikmati acara
Prambanan Jazz secara tiga hari full dengan tempat khusus. Sebagai pengganti
akan ada penampilan dari musisi yang berasal dari Yogyakarta.
"Ini effort terbaik dan bisa kita berikan dan
pertanggungjawaban kita sebagai promotor kepada penonton. Dan tentu saja kita
minta maaf atas kejadian ini karena di luar kontrol. Tapi tentu saja ini adalah
sebuah dinamika festival yang kita tidak boleh menyerah," ungkap Anas.
Dimas Ganjar Ramadhan sebagai Marketing & Sales Group
Head Injourney Destination Management menjelaskan, pihaknya sudah menyiapkan venue
secara maksimal. Seperti penambahan kantong parkir, memastikan kelayakan kamar mandi
dan tidak akan melebihi kapasitas pengunjung. Sehingga, penonton tetap bisa
merasa nyaman selama acara berlangsung.
Untuk tiket masuk, tahun ini dikenakan biaya Rp 25.000
terpisah dari tiket menonton konser. Sebelumnya, pihak Rajawali sebagai prmotor
tetap akan membayarkan retribusi kepada Candi Prambanan, namun sudah digabung
dengan tiket. Tahun ini dipisah agar penonton memahami bahwa ada kewajiban yang
harus dibayarkan kepada pemerintah selaku pemilik tempat.
Selin beragam atraksi, tahun ini juga ada yang berbeda dari
sisi kuliner. Jika biasanya mengangkat pasar Kangen dengan kuliner tradisional
dan lokal, tahun ini disebut dengan Pasaraya Prambanan Jazz. Tidak hanya ada
kuliner tradisional, namun juga kuliner kekinian. Prambanan Jazz bekerjasama
dengan tenan dari Bank Jawa Barat.