Day 6 #BPN30DayChallenge2018
Fakta Tentang Diri Sendiri
Jadi semacam tulisan narsis ya.. apa ya, rada bingung plus malu nulisnya. Malu-malu kucing maksudnya.. hehe...
Welcome to all about me (yang gak penting ini)
1. Ambivert
Kalau kamu suka pergi main, tapi kadang juga pengen di rumah aja gak mau ke mana-mana, setelah seharian di rumah kesepian pengen hangout sama temen, eh berubah mood lagi capek pengen sendirian, mungkin kamu juga tipe ambivert ini. Kita bisa bersosialisasi dengan baik bahkan dengan orang baru juga bisa saja cepet akrab, tapi ketika banyak kegiatan luar rasanya benar-benar lelah dan butuh waktu sendirian. Menghabiskan hari dengan membaca, menonton tv, berjalan santai menikmati sore, memikirkan hidup.. (halah.. hehe). Tidak seperti anak-anak ekstrovert yang betah seharian di luar dan menyapa semua orang layaknya dia itu matahari yang selalu cerah ceria. Tidak juga seperti introvert yang lebih kalem, susah diajak keluar dan kadang disalah pahami sebagai orang yang individualis, pemalu atau tidak ramah. Kamu bisa super ramah bisa juga diam seribu bahasa pas lagi energy saving mode. Maybe kita memang ambivert. Bingung ya kadang tuh dengan mood swing sendiri, pengen ke luar hura-hura, eh tiba-tiba capek pengen pulang. Huft… Harus pandai mengatur energi dan jangan buat banyak janji pas lagi ekstrovert mode on. Jangan.. nanti banyak yang batal.
2. Selow
Banyak yang bilang aku cuek, saking cueknya sampai terkesan galak. Ada juga yang bilang super santai. Iya, aku tidak suka keruwetan dan keribetan. Hla kalau bisa mudah ngapa musti cari yang rumit? Aku mau menikmati hidup dengan bahagia saja. Yang jadi masalah adalah ketika kelewat santai justru gak maksimal ketika deadline.
Gak Peka
Atau ketika ada temen yang curhat ada masalah, sedih akunya biasa saja, malah kadang ketawa. Bukan.. bukan karena aku meremehkan ceritanya, tapi kadang otakku memang meproses banyak masalah dan kesedihan layaknya lelucon. Kadang aku harus konsentrasi banget untuk menampilkan wajah serius dan tidak ketawa. Tapi ya kalau memang menyentuh hati aku beneran simpatinya.. maaf ya kalau gak peka. Aku selalu berusaha untuk memanusikan manusia dan menghargai berbagai macam bentuk kehidupan kok.. (hyaaaa…) Lalu karena aku juga punya sisi introvert kadang aku kesulitan maintain hubungan dengan seseorang, bingung mau ngomong apa.. ya gitu lah.. Pokoknya aku menghargaimu meski aku diam, dan kalau kamu pernah ngobrol berdua denganku, apalagi ketika aku banyak bercerita tentang diriku, dear.. kamu akan selalu spesial dalam hidupku. Setahun tak bertemu dan jarang berkabarpun, sekalinya ketemu gak akan berkurang spesialnya kamu.
3. Pemberontak
Aku bukan anak baik yang selalu taat aturan dan tata krama sosial. Formalitas kadang membuatku jengah dan kesal. Aku bisa taat aturan yang memang sesuai dan kubutuhkan. Tapi ketika tidak cocok aku benar-benar bisa tidak peduli dan sesuka hati. Aku menghargai orang lain sekaligus menyanjung kebebasan. Aku juga tidak pandai dengan basa basi dan serampangan. Mungkin hal ini banyak membuat orang lain kesal bahkan merasa dirugikan.
4. Style Suka-Suka
Dari dulu aku tidak melabeli diri dengan feminim atau tomboy. Aku punya koleksi rok dan gamis juga seperangkat celana dan baju ala pendaki. Aku berpenampilan sesuai keadaan saja, mungkin terkesan gak konsisten ya? Yah.. terserah deh yang mau menilai bagaimana. Kalau aku ikut kajian ya pakai gamis, main pakai casual, pergi pakai rok, berkebun pakai celana dan kaos panjang, kegiatan outdoor pakai hem flanel yang gak dikancing, ya.. sesuai dengan situasi dan kondisi aja. Kan gak nyaman juga kalau aku kajian dengan temen-temen yang syari dan bercada trus aku pakai celana. Pergi kajian yang peting belajar, atau berkebun dengan gamis, jujur saja aku merasa ribet. Jadinya.. yah.. masih suka ganti style.
5. Generalis
Aku pernah menulis ini menjadi salah satu topik tulisan blog. Aku cepat bosan dan suka mencoba ini itu, belajar banyak hal. Jadinya, daripada fokus ahli dalam bidang tertentu, aku belajar banyak hal. Dulu sempat galau juga sih, mau fokus atau tetap melajutkan kebiasaan mencoba banyak hal. Sekarang aku masih menikmati untuk belajar banyak hal. Tidak ada ilmu yang sia-sia. Apalagi ketika aku memang harus menguasai banyak bidang jika aku ingin membuat sesuatu yang saling terhubung dan terintergrasi. Mau tak mau aku harus tahu mengenai setiap komponen penyusunnya.