Pulau Kalimantan memegang peranan besar tidak hanya untuk Indonesia, namun juga untuk dunia. Selain berjasa sebagai paru-paru dunia yang menyerap sebagian besar polusi udara, hutan hujannya juga menyimpan keanekaragaman hayati di Kalimantan yang kaya akan harta alam.
Keanekaragaman
hayati menyangkut segala jenis mahluk hidup atau varietas biologi, dari ragam
genetishewan dan tumbuhan, hingga ragam budaya manusia (sumber: WHO). Dapat
dikatakan, keanekaragaman hayati mempengaruhi segala lini kehidupan di bumi
ini.
1.
Keanekaragaman hayati di Kalimantan
Kalimantan
merupakan pulau terbesar di Indonesia dan ketiga terbesar di dunia. Meski luas
lahannya tak dapat dibandingkan dengan Afrika atau Amerika, keanekaragaman
hayati di Kalimantan mencapai enam persen dari keanekaragaman hayati dunia.
Contoh flora dan fauna endemiknya antara lain adalah bekantan, orang utan
Kalimantan, berbagai spesies bunga Rafflesia dan Anggrek. Yang tak bisa
ketinggalan untuk dibahas adalah keberadaan lahan gambut yang menyuburkan
Tingkat keanekaragaman hayati di pulau ini.
2.
Kontribusi keanekaragaman hayati terhadap manusia
Kesehatan
sebuah komunitas manusia sangat bergantung kepada ekosistem di sekelilingnya.
Ekosistem sehat akan menyumbangkan air dan udara yang bersih, proses pengobatan
dan produksi obat alami, dan juga produksi pangan yang mencukupi. Ekosistem
yang baik secara otomatis membatasi kemunculan penyakit baru dan menjaga iklim
tetap stabil.
Lebih dari
itu, ragam biologis pada mikroorganisme, flora, dan juga fauna menyediakan
manfaat besar dan luas bagi manusia dan perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan
memahami keanekaragaman hayati di bumi, manusia akan dapat meneliti dan
menemukan berbagai inovasi untuk kehidupan yang lebih baik dan kesehatan
manusia pada umumnya.
3. Dampak
hilangnya keanekaragaman hayati
Hilangnya
keanekaragaman hayati akan mempengaruhi ekosistem. Perubahan ekosistem secara
ekstrem akan berdampak signifikan terhadap pola hidup manusia dari hilangnya
mata pencarian, migrasi warga, atau bahkan konflik perebutan sumber daya.
Hilangnya keanekaragaman hayati juga akan membatasi potensi berkembangnya ilmu
Pengetahuan, termasuk proses penemuan obat-obatan dari alam.
3.
Tantangan terhadap keanekaragaman hayati Kalimantan
Saat ini
Indonesia sedang membangun ibu kota baru di Kalimantan Timur, tepatnya di
sebagian wilayah Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Perkembangan
pembangunan Ibu Kota Nusantara (atau IKN) terjadi di sebagian bentang alam bekas
hutan hujan tropis yang puluhan tahun belakangan telah mengalami konversi
menjadi hutan industri dan lahan pertanian, eksploitasi hasil bumi tambang, juga
pemukiman warga yang kesemuanya semakin mempersempit habitat alami untuk flora
dan fauna endemik.
Lebih dari
sekadar konservasi atau perlindungan, kini hutan di Kalimantan Timur memerlukan
proses restorasi atau pengembalian ke wujud awal sebagai hutan hujan tropis.
Untuk itu, tantangan terbesar bagi keanekaragaman hayati di Kalimantan utamanya
adalah bertahan menghadapi proses pembangunan ibu kota sekaligus restorasi
ekosistem.
4. Peluang bagi keanekaragaman hayati di Kalimantan Timur
Di balik
tantangan, ada pula peluang yang dapat dieksplorasi dalam proses pembangunan
IKN. Peluang yang utama adalah kepedulian dan niat baik dari pemerintah,
lembaga swadaya masyarakat, akademisi, juga masyarakat lokal dan dunia
internasional. Keterlibatan berbagai pihak tentu merupakan potensi besar dalam
mewujudkan IKN sebagai kota hutan (forest city) yang modern namun tetap
berkelanjutan atau sustainable.
5.
Konferensi Internasional tentang “Kota Hutan”
Membahas hasil penelitian terkini,
pengalaman kebijakan, dan praktik akan bermanfaat bagi pemerintah yang terlibat
dalam pembangunan kota baru. Indonesia yang sedang membangun ibu kota baru
memerlukan berbagai perspektif berdasarkan temuan penelitian dan pengalaman
yang telah terbukti dalam mengembangkan kota hutannya. Konferensi yang
diselenggarakan oleh Otorita IKN Bersama Universitas Mulawarman ini diharapkan
dapat mengumpulkan pemikiran-pemikiran yang mendukung tujuan tersebut.
Konferensi tentang Kota Hutan ini diadakan
pada 28-30 Mei 2024 di IKN dan Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Acaranya
terdiri dari seminar, kuliah umum, diskusi panel, dan juga kunjungan ke IKN.
Pembicara yang akan hadir berasal dari berbagai negara, termasuk para profesor
dari Universitas Leiden, Universitas Teknologi Delft, dan Universitas Erasmus
Rotterdam, Belanda.
Beberapa topik yang akan dibahas antara
lain adalah, desain lingkungan urban untuk alam dan manusia, proteksi
keanekaragaman hayati di lanskap urban, tradisi lokal dan restorasi ekosistem,
dan lain sebagainya. Topik-topik yang dibahas telah
dirancang agar diskusi antara pengambil kebijakan, akademisi, masyarakat lokal,
pihak swasta, dan lembaga swadaya masyakat ini akan memberi hasil berupa
langkah-langkah konkret dan positif untuk proses pembangunan IKN selanjutnya.
Keterlibatan
banyak pihak sangat diperlukan dalam proses perlindungan terhadap
keanekaragaman hayati di Kalimantan. Upaya yang dilakukan dengan
penyelenggaraan konferensi hutan kota ini diharapkan dapat melahirkan kebijakan
pembangunan, program penelitian, dan program-program pemberdayaan masyarakat
yang akan berdampak positif dalam jangka panjang. Dengan kolaborasi internasional,
ktia layak berharap bahwa semua pihak akan berkomitmen melindungi
keanekaragaman hayati di Kalimantan agar pulau ini terus berkontribusi secara berkelanjutan
terhadap keanekaragaman hayati dunia.
Sources:
https://wwf.panda.org/discover/knowledge_hub/where_we_work/borneo_forests/#:~:text=Borneo%2C%20the%20world's%20third%20largest,pitcher%20plants%20and%20Rafflesia%20flowers.
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/biodiversity-and-health https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/biodiversity-and-health