Senin, 22 Mei 2017 UGM mengadakan acara sarasehan "Peneguhan UGM Sebagai Universitas Pancasila". Acara ini dihadiri oleh Rektor, jajaran senat, dekan, perwakilan pegawai dan mahasiswa setiap fakultas yang ada di UGM. Acara ini berlangsung khidmad dan santai dengan pembicara yang sungguh luar biasa. Sebelumnya aku belum tahu siapa pembicaranya, ketika muncul Zawawi Imron dan Cak Nun, aku senang berada di tempat ini. Bertemu sastrawan besar, tokoh agama sekaligus tokoh Indonesia. Zawawi Imron itu lembut dan kalimatnya lebih cenderung bernada damai, jadi teringat Buya Hamka. Kalau Cak Nun begitu jujur, lugas, blak-blakan, apa adanya namun tetap tinggi tolerasnsi. Beliau berdua merupakan sumber inspirasi dan makanan bagi hati dan pikiran agar rasional dan sehat.



Sarasehan ini dibuka oleh Ibu Rektor. Beliau memaparkan bahwa UGM telah memiliki Pokja Pancasila dan rencana Aksi yang bertujuan untuk menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Beliau menegaskan bahwa UGM adalah universitas yang menjunjung tinggi Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Dalam kesempatan kali ini Ibu Rektor juga meresmikan Kanal Pengetahuan UGM untuk berbagi ilmu dan menyebarkan nilai-nilai Pancasila. Mewujudkan perdamaian dunia sesuai dengan cita-cita Bangsa. Selain website ada juga aplikasi Thundr dan Elok UGM.



Setelah pembukaan, dilanjutkan dengan sesi materi dengan 3 pembicara. Zawawi Imron, Pujo Semedi, dan Cak Nun.
Kyai Zawawi Imron menitik beratkan pada keindahan dan kebersihan hati. Beliau berkata "Tanah yang Indah (Indonesia) harus diurus oleh hati yang indah (yang mengamalkan Pancasila). Beberapa poin yang aku catat adalah:
  • Berangkat dari hati yang bersih dan berfikirlah dengan hati yang bersih.
  • Ilmu bukan teks, bukan hanya pengetahuan terhadap buku. Ilmu yang sebenarnya adalah pengetauan hati terhadap kehidupan. Ketika Pancasila hanya berupa teks ibarat tongkat yang bengkok. Jadi saatnya Pancasila bukan hanya dipelajari dan ditelaah, namun diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Ojo Rumongso Iso, tapi iso rumongso. Televisi dan media dipenuhi oleh orang-orang yang merasa bisa, merasa benar, padahal belum tentu mereka paham belum tentu mereka benar.
  • Simpati di bawah empati. Mengalami 1000 kali lebih baik dariada melihat. Hendaknya para pemimpin ini bukan hanya melihat dari kejauhan saja, namun benar-benar memahami apa yang terjadi, dekat dengan rakyat, merasakan kesulitan dan kegelisahan mereka.
  • Sukarno berkata " Bangsa adalah sekelompok manusia yang merasa bersatu karena persamaan nasib dan tujuan perjuangan". Lalu ketika rasa senasib dan tujuan perjuangan telah hilang, bisakah kita disebut bangsa?
  • Hati yang buruk di dalamnya tidak ada keadilan. Karena keadilan sumbernya adalah hati yang bersih, yang bisa digunakan untuk merawat tanah air. Jadilah pemimpin, pelajar, pekerja dengan hati yang bersih. Bukan saling menipu, menghujat. Hanya hati yang indah yang bisa melihat keindahan tanah air.
  • kita disebut manusia karena memiliki kata, menulis dan membaca yang kemudian diamalkan dalam bentuk perbuatan dan menepati janji. Jika Pancasila hanya sebagai deretan kata, tidak diamalkan berati adalah sebuah penghianatan terhadap kata.
Kutipan pusis Beliau,
Kita makan di Indonesia
Menghirup udara di Indonesia
Bersujud di Indonesia
Mati dipeluk bumi Indonesia
Tanah air Indonesia ibunda kita
Jangan diisi dengan fitnah dan permusuhan
Indonesia- ibunda, saudara, cinta
Tempat bersujud kepada Allah SWT



Komentar Pribadi
Dulu ketika aku masih SMA, yang menggelisahkan hati adalah isu nasionalisme yang dinilai sudah pudar. Orag-orag mulai latah dengan budaya asing, produk asing, semua made in luar negeri dan tidak paham negara sendiri. Selama bertugas sebagi paskib di Kabupaten, aku dan teman-teman belajar tentang Nasionalisme. Melatih fisik dan mental untuk mengibarkan bendera, aku selalu ingat moment di mana kita bersama berdoa di bawah tiang bendera untuk tugas esok hari. Moment di mana kota penyimpan bendera dibuka dan aku menyentuh bendera yang akan dikibarkan, rasanya terharu sekali. Bendera itu, memang bentuknya hanya kain, hanya kain berwarna merah dan putih. Tapi jalan yang ditempuh untuk dapat mebuat kain itu berkibar mengorbankan nyawa ribuan orang orang, ratusan ribu, jutaan,,, entah tidak terhingga. Bukan sesuatu yang sepele,, mikir kerjaan dan pelajaran di negara merdeka saja berat apalagi membuat negara merdeka.Kalau sekarang kita tiba-tiba dijajah pakai nuklir, bayangkan tuh.. apa yang akan kamu lakukan? Kita belum punya nuklir buat tandingan. Jadi kalau tidak suka bendera, tidak suka Pancasila, mohon maaf nih,, cari pulau baru buat negara baru. Bukan berperang dengan saudara sebangsa. Biar kita yang cinta NKRI tetap hidup tenang. Masalah koruptor, narkoba dll biarlah kita selesaikan bersama. Bukan lagi berdebat tentang lambang dan asas negara serta perbedaan suku agama. Kata Cak Nun, hal itu udah selesai puluhan tahun lalu. Kita sudah merdeka jadi Bangsa Indonesia dengan bendera merah putih dan Pancasila, udah.

Lanjut..

Pembicara kedua adalah Bapak Pujo Semedi, Beliau memberikan gambaran ketimpangan perekonomian di Indonesia. Orang kaya itu mengubah persepsi orang miskin. Dengan apa? Gaya hidup... gaya hidup.... GAYA HIDUP. Diulang-ulang soalnya penting banget. Mereka mengubah persepsi dari iklan-iklan agar orang miskin itu suka yang aneh2, diluar kewajaran dan kemampuan. Untuk apa? Supaya jualannya laku.  Uang mengalir dari yang miskin ke yang kaya.

Terakhir adalah materi dari Cak Nun, yang paling ku tunggu. Aku menyukai pribadi beliau yang selalu mengajarkan legowo dan lapang dada. Beda pendapat tidak masalah,, asal tidak selalu memaksakan agar orang lain sama. Dalam materinya kali ini Cak Nun menekankan, bahwa Pancasila dan agama tidak bersebrangan. Justru sejalan. Beberapa poin yang aku catat:

  • Kalau menjalankan Pancasila jangan menudutkan yang non Pancasila. Kalau menjalankan agama jangan menudutkan agama lain. Semua dilakukan dengan damai dan toleransi. Tidak harus sependapat tapi jangan memaksakan pendapat. Merasa paling benar.
  • Kalau saat ini ada kaum rasionalis yang membela negara saja dan agamis yang membela agama saja itu semua adalah produk kebodohan. Negara ini bukan jawa, bukan kalimantan, bukan islam, bukan kristen. Tapi Indonesia itu ya Jawa, Kalimantan, Islam, Kristen, semua jadi satu. Bukan negara Pancasila bukan negara Islam tapi negara Islam dan Pancasila. Jangan terbalik pola pikirnya.
  • Kebenaran dari dalam diri dan yang kau yakini tidak perlu semuanya dikeluarkan dan diperdebatkan. Keluarkan saja yang bermanfaat dan mendamaikan, membawa keselamatan. Menghadiri pernikahan orang yang berbeda adat atau agamanya bukan berarti setuju, tapi itulah bentuk toleransi yang baik untuk semua pihak.
  • Kita datang untuk menjadi harmoni.
  • Madinah merupakan nagara yang juga memiliki penduduk beragam, hanya 15% muslim tapi mampu untuk tetap hidup damai.
Beliau menyampaikan betapa tidak bermanfaatnya saat ini kita saling memaki, sedikit-sedikit tidak setuju, bertengkar satu sama lain, heboh mempermasalahkan hal2 yang sebenarnya bukan masalah. Hanya perlu jiwa besar dan lapang dada, itu yang kurang.

Komentar Pribadi
Akhir-akhir ini kalau melihat sosial media, buka youtube, baca berita isinya saling mencaci, fitnah, meme yang mengolok-olok dan menjatuhkan. Menebar kebencian.. gak enak sama sekali dilihat, miris, menyedihkan. Sejak kapan kita menjadi masyarakat yang mengumbar kebencian, seakan memaki adalah hal yang biasa. Mengolok-olok seseorang dan pemerintah adalah lumrah. Apa ya gak capek gitu lo,, menyedihkan.. menyedihkan banget. Bukankah makian adalah hal yang negatif? Munculnya juga dari hati dan pikiran yang negatif. Semakin mudah memaki semakin kotor hatinya dan sempit pikirannya. Gak ada namanya memaki dengan amarah tanda setia kawan, tanda cinta, tanda nasionalisme, gak ada,,, cara kotor tidak bisa digunakan atas nama kebaikan.

Karena aku masih mahasiwa, yuk lah kita mahasiswa menebar kedamaian,, memberikan solusi,, bersinergi..jangan mudah terprovokasi, tidak usah lebay ribut-ribut bakar-bakar.. kita mah mikir aja trus action berdasarkan buah pikiran rasional berlandaskan pengetahuan.. ciee... iya kan? kita kan kuliah cari ilmu, masak gak dipake ilmunya..
Demo,, protes,, boleh,, tapi setelah itu berfikir bersama solusinya apa..
misal nih,, BBM naik,, demo gpp,, tapi setelah itu tugas kita adalah berfikir dan meneliti apa ya solusinya?? yang Biologi memikirkan energi terbarukan yang efektif, minta anak ekonomi buat hitungan ekonominya, minta anak teknik buat alat dan mesin produksinya, minta anak desain dan IT buat publikasi, minta anak sosial berdialog dengan masyarakat dan sosialisasi, minta anak hukum dan politik masalah hak paten dan dialog dengan pemerintah, minta anak komunikasi cari dana swasta atau CSR. Sodorkan ke pemerintah nih,, kerjaan kita.. monggo diterapkan sebagai solusi penghematan BBM.
contoh lagi..
Harga cabe naik??? Demo boleh.. habis itu cari anak pertanian biar diteliti kenapa produksi cabe menurun? Kena hama? Faktor cuaca? Cari anak biologi biar bikin padi tahan penyakit, cari anak ekonomi untuk meneliti pasar dan adakah permainan pasar hingga harganya turun, Sodorkan ke pemeritah,, nih kerjaan kita biar tahun depan penen sukses. Khan keren,,, ya kan??
Meski terbentur dnegan kepentingan politik, kebijakan dll, gpp,, pokoknya kita tetap berjuang.

Sudah ah,, ngomong mah mudah yah..tapi kita tetap harus menuju ke arah itu. Sinergi.

Sekian tulisan yang kemana-mana ini.. sebagian cuplikan acara sebagian kegundahan dan uneg-uneg penulis. Curcol,,, ^^
Belum bahas aplikasi dan webnya, keren banget padahal.. next time saja ya,, nugas dulu..jadi mahasiswa rajin.


1.      Pranata Mangsa
Merupakan metode penanggalan jawa untuk kepentingan pertanian, agar waktu tanam petani pas dan tidak mengalami kerugian. Selain waktu menanam juga disertakan deskripsi fenologi dan gejala alam. Hal ini dapat digunakan masyarakat untuk menentukan jenis tanaman apa yang akan ditanam dan menentukan adanya bencana kekeringan atau banjir jika tanda-tanda alam tidak sesuai dengan penanggalan. Sepert musim kemarau yang lebih panjang.
Pranata mangsa diwariskan secara oral, bersifat lokal dan temporal. Petani, umpamanya, menggunakan pedoman pranata mangsa untuk menentukan awal masa tanam. Setahun menurut penanggalan ini dibagi menjadi empat musim (mangsa) utama, yaitu musim kemarau atau ketigå (88 hari), musim pancaroba menjelang hujan atau labuh (95 hari), musim hujan atau dalam bahasa Jawa disebut rendheng (95 hari) , dan pancaroba akhir musim hujan atau marèng (86 hari) .
Musim dapat dikaitkan pula dengan perilaku hewan, perkembangan tumbuhan, situasi alam sekitar, dan dalam praktik amat berkaitan dengan kultur agraris. Dalam pembagian yang lebih rinci, setahun dibagi menjadi 12 musim (mangsa) yang rentang waktunya lebih singkat namun dengan jangka waktu bervariasi. Tabel berikut ini menunjukkan pembagian formal menurut versi Kasunanan. Perlu diingat bahwa tuntunan ini berlaku di saat penanaman padi sawah hanya dimungkinkan sekali dalam setahun, diikuti oleh palawija atau padi gogo, dan kemudian lahan bera (tidak ditanam)

2.      Gamelan
Gamelan adalah produk budaya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kesenian. Pada jaman dahulu masyarakat jawa dapat membuat instrumen musik dan menciptakan berbagai macam nada dan irama menggunakan gamelan. Istilah “karawitan” yang digunakan untuk merujuk pada kesenian gamelan banyak dipakai oleh kalangan masyarakat Jawa. Istilah tersebut mengalami perkembangan penggunaan maupun pemaknaannya.  Berdasarkan data-data pada relief dan kitab-kitab kesusastraan diperoleh petunjuk bahwa paling tidak ada pengaruh India terhadap keberadaan beberapa jenis gamelan Jawa.
Musik merupakan salah satu unsur penting dalam upacara keagamaan. Di dalam beberapa kitab-kitab kesastraan India seperti kitab Natya Sastra seni musik dan seni tari berfungsi untuk aktivitas upacara. Secara keseluruhan kelompok musik di India disebut 'vaditra' yang dikelompokkan menjadi 5 kelas, yakni: tata (instrumen musik gesek), begat (instrumen musik petik), sushira (instrumen musik tiup), dhola (kendang), ghana (instrumen musik pukul).
Pengelompokan yang lain adalah:
a.         Avanaddha vadya, bunyi yang dihasilkan oleh getaran selaput kulit karena dipukul.
b.         Ghana vadya, bunyi dihasilkan oleh getaran alat musik itu sendiri.
c.         Sushira vadya, bunyi dihasilkan oleh getaran udara dengan ditiup.
d.        Tata vadya, bunyi dihasilkan oleh getaran dawai yang dipetik atau digesek.

Klasifikasi tersebut dapat disamakan dengan membranofon (Avanaddha vadya), ideofon (Ghana vadya), aerofon (sushira vadya), kordofon (tata vadya). Irama musik di India disebut “laya” dibakukan dengan menggunakan pola 'tala' yang dilakukan dengan kendang. Irama tersebut dikelompokkan menjadi: druta (cepat), madhya (sedang), dan vilambita (lamban). Kesenian Gamelan ini dapat menjadi salah satu bukti bahwa masyarakat jaman dahulu sudah mengenal seni dan dapat menciptakan gubahan lagu dan menciptakan instrumen sendiri. Gamelan terus mengalami perubahan dan dapat bersanding dengan musik modern saat ini.
3.      Pengetahuan Tentang Angin Nelayan Biak
Secara tradisional nelayan Biak mengenal lima musim angin, dan memiliki nama sesuai dengan karakter sifat angina yang bertiup. Kelima musim ini disebut dalam bahasa Byak sejak nenek moyang karena berdasarkan pengalaman mereka selama melaut. Musim ini bertiup secara bergantian menurut kalender musiman orang kampong. Tiupan angin sangat mempengaruhi dalam kehidupan mereka saat melaut dan jika angin bertiup sangat kencang, maka rencana melaut dibatalkan.
Masyarakat Byak mengenal lima musim, menurut Enos Rumansara dan kawan-kawan dalam buku berjudul, Tradisi Wor di Kabupaten Biak Numfor antara lain :
a.         Angin Wambarek, angin ini bertiup dari arah barat ke arah timur pulau Biak.
b.         Angin Wamurem, angin yang bertiup dari arah timur ke barat pulau Biak.
c.         Angin Wambrauw, angin yang bertiup dari arah selatan ke arah utara Pulau Biak.
d.        Angin Wambrur, angin yang bertiup dari arah utara ke awah selatan Pulau Biak.
e.         Angin Wamires, angina yang bertiup dari arah tenggara ke arah barat laut Pulau Biak.
Ke lima macam jenis angina ini sangat mempengaruhi kehidupan para nelayan jika melaut sebab peran kalender musiman dan kebiasaan lama sangat menentukan jumlah tangkapan dan keamanan mereka di laut
4.      Teknik Pengolahan Logam
Sejak jaman kerajaan masyarakat sudah dapat menghasilkan berbagai macam peralatan dan kerajinan dari bahan logam. Dalam masa kemahiran teknik atau perundagian adalah suatu masa dimana manusia mengenal logam pertama kali. Masa perundagian ini diduga berlangsung sejak beberapa abad sebelum masehi atau sekitar 300 tahun yang lalu. Teknologi pembuatan alat pada masa ini jauh lebih tinggi tingkatnya dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Hal ini dimungkinkan, seiring dengan telah tersusunnya golongan-golongan dalam masyarakat yang dibebani pekerjaan-pekerjaan tertentu. Kegiatannya diawali dengan penemuan-penemuan baru, berupa beberapa teknik dalam pengolahan logam. Teknik-teknik tersebut antara lain; teknik peleburan, pencampuran, penempaan, dan pencetakan jenis-jenis logam. Sebelum tingkat-tingkat teknik ini dikenal, rupa-rupanya telah dikenal adanya tembaga dan emas.
Kemahiran teknik atau perundagian di Indonesia dibagi menjadi 2 tradisi berdasarkan hasil utama teknologi alat-alatnya, yaitu:
a.Tradisi seni-tuang perunggu; dengan hasil utama berupa alat-alat seperti nekara, kapak kapak corong, kapak-kapak upacara,bejana-bejana upacara dan boneka-boneka.
b.Tradisi penuangan besi; dengan hasil utamanya adalah alat-alat kerja dan senjata tajam. Di antaranya pisau (belati), sekop (pacul), parang, dan lain sebagainya.
Logam campuran (alloy) dan logam mulia yang lebih langka dan tinggi nilainya lebih dikhususkan untuk pembuatan benda-benda yang dapat difungsikan sebagai alat regalia atau simbol bagi elit penguasa. Contoh alat regalia tersebut di antaranya keris, yang merupakan puncak dari teknologi tempa di tanah air.
5.      Arsitektur Jawa
Arsitektur jawa kuno adalah salah satu contoh karya arsitektur nusantara yang tradisional. Perlu dipahami, Arsitektur Jawa Kuno yang dimaksud bukanlah arsitektur Jawa baru seperti bangunan joglo, akan tetapi arsitektur dari kerajaan Hindu-Budha yang ada di abad 8 sampai dengan abad 15. Telaah masa waktu yang terdekat adalah pada peninggalan masa Majapahit dan Singhasari, yaitu dari abad ke 11 sampai abad ke 15. Peninggalan-peninggalan masa kerajaan tersebut tersebar pada beragam situs percandian di Jawa Timur dan artefak-artefak kuno di museum-museum. Arsitektur Jawa Kuno yang masih tersisa berupa percandian dibuat dengan bahan batu andesit dan batu bata. Untuk candi dengan bahan batu andesit ditengarai terletak di daerah yang banyak batu kalinya juga, sedangkan untuk bahan yang berbahan batu bata ditengarai terletak di dataran yang banyak sawah dan lempung.
Di masa lalu teknologi pengergajian kayu tidak semaju sekarang, se-hingga untuk menghasilkan konstruksi usuk/kasau dan rengdiduga menggunakan bambu. Teknologi KonstruksiPenggunaan bahan batu bata telah dijabarkan sebelumnya, batu bata yang digunakan disusun menjadi dinding dengan pola yang khas danterbukti bisa bertahan sampai ratusan tahun, sehingga sekarang inipun masih dapat kita saksikan. Pola pemasangan batu bata pada candi berbeda dengan pola pemasangan batu bata yang dipelajari di sekolah-sekolah arsitektur. Pola pemasangan batu bata di candi sudah lebih dahulu terpakai ratusan tahun yang lalu, sedangkan pola pemasangan batu bata di sekolah arsitektur baru diterapkan puluhan tahun yang lalu dan berasal dari ilmu konstruksi penjajah Belanda.
Pola pemasangan batu bata pada ilmu konstruksi warisan penjajah Belanda cenderung mengajar-kan kerapian, siar tegaknya berselang seling seperti papan catur, rapi dari atas ke bawah. Berbeda dengan pola pemasangan batu bata pada candi kuno yang acak, dan bahkan ada beberapa siar yang tidak berselingan tapi lurus. Pola pemasangan batu bata dari ilmu warisan Belanda yang rapi tersebut seakan terlihat membuat kekuatan karena selang-selingnya, tetapi kerapiannya itu secara luas membuat kelemahan garis miring dari pola keretakan jika terjadi gempa. Berbeda dengan pola pemasangan batu bata yang acak, hampir tidak ada garis lurus yang miring dari atas ke bawah sehingga pola keretakannya akan membuat garis yang putus-putus. Garis yang putus-putus ini menyebabkan dinding lebih kuat menahan goncangan gempa.Pemasangan batu bata dari ilmu warisan Belanda menggunakan bahan perekat semen, sehigga dinding menjadi terikat masif. Hal ini memperbesar kemungkinan keretakan di satu lokasi untuk mengikutsertakan lokasi lain sehingga retaknya semakin melebar.
Berbeda dengan pola pemasangan batu bata di candi yang dilakukan tanpa semen. Sambungannya dilakukan dengan sistem kosot, yaitu menggesek batu bata di atas dan di bawah dengan perekat serbuk bata yang dicampur air. Sambungan dengan sistem kosot seperti ini masih lestari di bali. Sistem ini membuat sambungan antar bata seperti engsel, sehingga jika terjadi gempa, maka hanya bagian tertentu yang lemah saja yang terguncang dan retak. Keretakan itu tidak ikut serta mengaitkan sambungan batu bata lain, tetapi hanya copot di satu lokasi saja. Perbedaan teknologi konstruksi dari ilmu warisan Belanda dengan ilmu lokal juga terdapat pada konstruksi atap. Penggunaan atap dengan bahan bambu pada konstruksi lokal tidak membutuhkan kuda-kuda, karena usuk dan reng yang berbahan bambu demikian rapat sehingga membentuk bidang yang kuat. Atap limasan kontruksi lokal adalah sebuah struktur folded plate dari bahan bambu, sedangkan atap limasan dari ilmu warisan Belanda merupakan struktur tenda yang didukung oleh kuda-kuda.
Dari penjelasan di atas, membuktikan bahwa sejak jaman dahulu pada masyarakat kita sudah mengenal bagaimana membuat konstruksi yang baik jauh sebelum masuknya peradaban Belanda dan ilmu-ilmu modern. Metode konstruksi ini merupakan salah satu kearifan lokal yang membuktikan kepandaian dan kebijaksanaan masyarakat jaman dulu dalam memanfaatkan dan hidup berdampingan dengan alam.
https://abdimukhlis.files.wordpress.com/2012/08/kumpulan-ilmu-pengetahuan.jpeg
Pelatihan jurnalistik ini diselenggarakan oleh Program Minat Literasi dari kepengurusan awardee UGM bertempat di Fakultas Ilmu Budaya. Salain minat Literasi ada juga minat tari dan olahraga yang dibentuk sebagai wadah para awardee untuk mengembangkan minat dan bakat masing-masing. Selain aktif dalam kegiatan sosial, tidak lupa kepengurusan UGM juga mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan akademik, salah satunya pelatihan jurnalistik ini.

Sebagai akademisi, kemampuan menulis adalah senjata untuk mengkomunikasikan ide dan berbagai ilmu. Setiap hari kita dituntut untuk menulis berbagai macam hal, mulai dari makalah, paper, dan jurnal ilmiah. Akan tetapi kemampuan menulis ilmiah juga harus diimbangi dengan kemampuan menulis jurnalistik yang lebih ringan dan mudah dipahami oleh masyarakat, seperti opini, artikel, dan essay. Tulisan-tulisan ilmiah dengan banyak kalimat asing dan metode yang njelimet itu sulit dipahami oleh khalayak umum dari disiplin ilmu yang berbeda.

Pemateri dalam pelatihan kali ini adalah Bapak Raja Napitupulu, beliau mengambil program Doktor dari PK 64. Beliau sudah berpengalaman dalam menulis berbagai macam berita untuk media lokal maupun nasional dan dengan senang hati mengajari kami agar mampu dan bersemangat untuk menulis. Selain memberikan motivasi untuk menulis beliau memberikan contoh bagaimana mengolah data, seperti data BPS atau hasil penelitian misalnya, menjadi deretan kalimat berita atau artikel yang mudah dipahami dan enak dibaca. Bukan lagi berupa deretan angka yang membosankan. Ditambah dengan judul yang memikat, dapat menarik perhatian pembaca.

Pak Raja mengatakan, bahwa kita semua memiliki hal dasar yang dibutuhkan untuk menulis. Kita terbiasa dengan kegiatan akademik, nilai TOEFL TPA dan IPK yang baik, jenjang pendidikan tinggi adalah basic yang sudah dimiliki. Jadi kita pasti bisa menghasilkan tulisan yang baik.

Selain memberikan materi hari ini, Pak Raja juga menawarkan pelatihan intensif bagi beberapa awardee yang beruntung. Di akhir pelatihan ada sesi praktek yang hasilnya akan dinilai langsung oleh beliau. Enam tulisan yang terpilih mendapatkan bingkisan berupa produk yang dihasilkan oleh mahasiswa UGM. Beberapa kriteria tulisan yang terpilih adalah  update, aktual, membahas isu terkini.




http://w2nswd.deviantart.com/art/Budaya-Indonesia-Ku-260662013

Dulu sekali sewaktu menginap di rumah kakek, aku tertarik menonton wayang. Selain penasaran seperti apa pertunjukan wayang yang membuat penggemarnya sampai tidak tidur semalaman aku juga belum pernah menonton sebelumnya, baik secara langsung maupun siaran di TV dan radio. Jadilah aku dan keluargaku nonton wayang bersama.

Setelah cukup serius dan memperhatikan setiap tingkah polah dalang dalam memainkan wayangnya, aku cukup mengerti apa yang dimainkan. Ada buto dan setan-setan yang di tampilkan dalam adegan yang lucu. Aku sempat berfikir "Kok cerita wayangnya seperti ini? Semacam guyonan saja tidak ada inti ceritanya." Ternyata, itu memang hanya pembuka saja.Setelah hampir setengah jam menonton, cerita sebenarnya baru disuguhkan. Padahal tadi nontonnya sudah serius banget karena biasanya bahasa yang digunakan susah dicerna. Bahkan olehku yang aseli tulen jawa ini.

Ya sudahlah, aku kembali memusatkan perhatian pada dalang dan tokoh-tokoh wayang yang dimainkan. Tapi semakin aku serius ingin memahami bagaimana jalan ceritanya semakin aku tidak mengerti dan mengantuk. Aku tidak mengerti itu tokoh-tokohnya lagi ngomong apa? Mereka siapa?? Akhirnya aku menyerah dan pulang.

Begitulah pengalamanku menonton wayang. Mekipun tidak memahami,  aku mencoba tetap mengapresiasi dengan memaksakan diri sesekali melihat wayang di tv atau mempertahankan sedikit perhatian terhadap wayang dengan support dalam berbagai kegiatan. Sebisanya lah pokoknya.

Sayang sekali kalau orang jawa asli malah sama sekali tidak mengerti tentang wayang. Seperti aku ini contohnya. Padahal itu budaya yang perlu di lestarikan. Semakin banyak orang jawa tidak fasih bahasa jawa, terutama kromo inggil, sudah mulai dilupakan dan jarang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi di beberapa daerah pelajaran bahasa jawa sudah tidak ada pada tingkat SMA dan sederajat.Tetanggaku di desa saja anak-anaknya diajak bicara dengan bahasa indonesia. Hanya tersisa kakek dan nenek yang masih berbicara alus bahasa jawa. Kenapa tidak menggunakan bahasa jawa saja di rumah? Toh anak-anak itu tidak akan kudet kurang gahul karena di rumah menggunakan bahasa jawa. Di sekolah dia belajar bahasa Indonesia kok, otomatis bakalan bisa. Para orang tua tidak perlu khawatir akan nasib bahasa Indonesia anak-anaknya. Lebih keren lagi kalau di rumah selain pakai bahasa Jawa selingan pakai bahasa Inggris. Kan bagus tuh,, sudah tiga bahasa dikuasai. Tambah bahasa Arab juga bisa, sekalian belajar ngaji. Biar anaknya juga tidak kurang kerjaan dan menghabiskan waktu dengan mencoba atau menonton yang tidak bermanfaat. 

Kalau lihat anak kecil, di desa gitu ya, bicaranya bahasa Indonesia tiap hari temannya TV atau bahkan main gadget, kok miris ya. Jadi ingat waktu aku kecil dulu, yang permainnya adu ketangkasan dan strategi main berbagai macam permainan tradisional. Lompat tali, lari, sepeda, main layang-layang, manjat pohon, mancing dan masih banyaaak lagi. Alhamdulillah juga sejak kecil langganan Bobo, biasa membaca dari kecil dan bisa keterusan sampai sekarang tetap akrab dengan bacaan dan menulis. Sederhana, yakin banget Bobo adalah awal mula keakrabanku dengan bacaan dan kemudian tulisan. Ada komik keluarga Bobo, Nirmala, Rong-rong. Ada dongeng dan cerpen yang berisi nasehat baik. Ada liputan dan profil yang membuka wawasan anak-anak. Macam-macam.. dan tak lupa hadiahnya yang oke banget. Bapak ibu calon bapak dan calon ibu, anaknya dibelikan buku atau majalah bacaan ya,, biar kalau gede tidak alergi dengan perpustakaan. Kudet sesungguhnya adalah kalau anak-anak gahul kita males baca.  (Kok malah bahas Bobo sih...?)

Kembali soal wayang itu tadi, sayang sekali kalau kedudukannya mulai terganti dengan film-film luar negeri dan pertunjukan boneka modern dll. Padahal wayang bisa dilestarikan dengan mulai memperkenalkannya kepada anak-anak. Melalui pertunjukan sederhana yang menggunakan tokoh-tokoh dalam pewayangan dan bahasa indonesia. Seperti jaman Cepot masih populer dulu. Bisa juga tokoh-tokohnya diadaptasi dalam cerita yang di buat sendiri di sesuaikan dengan penonton. Apakah remaja atau anak-anak. Paling tidak agar generasi muda lebih mengenal budayanya dan menghargai serta melestarikannya.

Banyak sekali cerita dan tokoh dalam pewayangan yang dapat diteladani. Seperti kepahlawanan, kehidupan yang sederhana, perjuangan, dan keadilan. Wayang bukan barang kuno milik orang tua. Tapi wayang adalah budaya kita yang patut mendapat perhatian dan apresiasi. Bisa digunakan juga untuk menyampaikan cerita dongeng, agar generasi bangsa ini memiliki rasa nasionalisme dan memahami budayanya. Bukan hanya bangga dengan budaya impor, lalu budaya lokal menjadi pajangan dari masalalu yang semakin jarang dilirik dan diminati.

Solo adalah salah satu kota di Jawa Tengah yang memiliki semboyan” Berseri” dan slogan “The Spirit of Java”. Memang cocok semboyan berseri untuk kota Solo, selain memang banyak kawasan di Solo yang masih asri dan taman-taman yang tertata dengan rapi dan indah semboyan tersebut dapat dijadikan pemicu semangat untuk menjadikan solo kota yang asri berseri. Di kawasan kampus utama UNS banyak sekali taman yang asri dan tertata dengan rapi. Bukan hanya kawasan UNS, banyak taman-taman yang tersebar di kawasan kota Solo dan terawat dengan baik. Kawasan wisata Balekambang juga cocok untuk berwisata menikmati suasana yang asri. Diharapkan Solo akan menjadi kawasan wisata dan pelopor pembangunan. Dengan slogan “The Spirit of Java” Solo akan memperkenalkan berbagai macam kebudayaan di Jawa. Banyak sekali kebudayaan daerah yang dikembangkan di Solo. Seperti tarian, Gamelan, berbagai macam pentas seni dan upacara-upacara adat. Di Solo juga banyak tempat-tempat wisata bersejarah seperti musium dan Keraton. Di kota solo juga terdapat banyak pengrajin batik. Hingga menjadi salah satu ciri khas kota Solo. Solo juga memiliki banyak pasar tradisional, di antaranya Pasar Klewer,Pasar Legi,Pasar Gedhe dan Pasar Kembang. Pasar Klewer adalah salah satu pasar tekstil terbesar di Indonesia. Pasar-pasar tradisional yang lain menggunakan nama-nama dalam bahasa Jawa, antara lain nama pasaran (hari) dalam bahasa Jawa: Pasar Pon dan Pasar Legi.Ada pula pasar barang antik Triwindu (Pasar Windujenar) serta Pasar Keris dan Cenderamata Alun-Alun Utara Keraton Solo. Di pasar tradisional ini dapat ditemukan banyak barang antik berbau keraton,topeng,aneka koin serta perhiasan, perabot rumah tangga, hasil kerajinan tangan dan masih banyak lagi.

Pusat bisnis terletak di sepanjang jalan Slamet Riyadi. Beberapa bank, hotel, pusat perbelanjaan, restoran internasional dan makanan lokal, hingga tujuan wisata dan tempat hiburan terletak di sepanjang jalan protokol ini. Pada hari minggu pagi, jalanan Slamet Riyadi khusus ditutup untuk kendaraan bermotor (Solo Car Free Day) sebagai bagian dari tekad pemda untuk mengurangi polusi. Pada saat Car Free day ini selain diisi oleh berbagai macam aktifitas masyarakat seperti bersepeda, jalan-jalan,berolahraga juga diisi dengan berbagai macam atraksi dan pertunjukan seni. Beberapa mal modern di Solo antara lain Solo Square, Solo Grand Mall (SGM), Solo Paragon, Solo Center Point (SCP), Singosaren Plaza, Megaland Solo, Luwes.

mengenai transportasi solo memiliki dua Stasiun. yaitu Jebres dan Balapan. Ada juga Bandara Adi Sucipto dan terminal. Solo juga memiliki Solo Batik Trans yang dikeola oleh Pemda dan banyak jenis Bus dengan jalur yang berbeda. selain iyu juga banyak angkutan umum yang beroprasi di jalan-jalan dalam kota.

Luas kota Solo adalah 44 km2 ini berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan. Sisi timur kota ini dilewati sungai Bengawan Solo yang dijadikan tema lagu ciptaan Gesang. Banyak juga orang yang mengenal solo dengan nama surakarta. Mungkin masih banyak yang bertanya-tanya apa perbedaannya. Nama Surakarta digunakan dalam konteks formal, sedangkan nama Solo untuk konteks informal. Ada juga yang menyebut nama Solo Baru dan Solo Raya. Solo Baru adalah daerah pemekaran dari Solo. Sedangkan Solo Raya adalah kesatuan antara Surakarta dan kota-kota satelitnya (Kartasura, Solo Baru, Palur, Colomadu, Baki, Ngemplak) yang saling bekerjasama satu sama lain.

Sejak mengenal kota Solo karena kuliah di UNS, aku jatuh cinta dengan kota ini. Kota yang lengkap dan sederhana. Banyak sekali tempat-tempat makan yang bisa dikunjungi. Mulai dari makanan dan jajanan lokal yang bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional dan kedai-kedai makan, makanan dari daerah lain hingga makanan cepat saji yang juga menjamur dimana-mana. Namun tetap saja kehadiran makanan dari luar tersebut tidak mengalahkan eksistensi makanan lokal. Makanan khas kota solo antara lain adalah timlo dan Sego Liwet. Selain makanan banyak tempat-tempat wisata yang dapat dikunjungi. Sepeti Keraton Surakarta, berbagai macam musium, taman-taman seperti Balekambang, Manahan, Kebun Binatang Jurug dan masih banyak lagi. Untuk menunjang kebutuhan pelajar dan mahasiswa di kota solo, selain biaya hidup yang relatif murah juga terdapat tempat- tempat untuk mencari buku-buku murah seperti Sriwedari. Bagi yang hobi berbelanja juga ada pasar-pasar tradisional dan pusat-pusat belanja dengan harga murah. Lalu bagaimana dengan masyarakat solo? Tidak perlu terlalu khawatir dengan model pergaulan di kota ini. Karena masyarakatnya memiliki kepribadian yang santun dan baik meskipun sangat majemuk. Begitulah kenapa solo menjadi tempat yang layak dikunjungi. Karena lengkap dan sederhana. Solo juga baru saja mendapat penghargaan sebagai kota dengan kinerja terbaik se Indonesia.


”badge”


Banyak yang mengatakan kalau kuliah tidak lengkap tanpa organisasi. Banyak sekali alasan positif yang mendasari pendapat seperti itu. Memang benar, kemampuan soft skill yang juga sangat diperlukan untuk meraih kesuksesan tidak didapatkan di kelas.

Di kelas mahasiswa hanya diberikan materi yang sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari. Dengan mengikuti berbagai macam organisasi, seorang mahasiswa dapat melatih kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, percaya diri, tampil di depan umum, mengurus sebuah acara, atau sebagai selingan untuk refreshing dari kegiatan kelas seperti kuliah dan ujian yang bikin pusing.

Tetapi harus diingat, bahwa seorang aktivis juga harus tetap berprestasi dan memiliki nilai yang baik, minimal ipk 3 lah ya. Organisasi tidak boleh dijadikan sebagai alasan untuk nilai-nilai ujian yang kurang baik, ketinggalan materi kuliah atau telat mengumpulkan tugas karena mengurus organisasi. Antara organisasi dan kuliah harus seimbang. Sehingga selain mengasah soft skill prestasi di perkuliahan juga tetap baik bahkan semakin meningkat. Jika mengikuti organisasi tapi malah membuat kuliah berantakan, berarti harus ada yang dibenahi dengan manajemen waktu dan kegiatan dari organisasi yang diikuti. Jika terlalu banyak mengikuti organisasi dan tidak bisa membagi waktu dengan adil maka lebih baik dikurangi dengan memilih organisasi yang benar-benar penting dan sesuai dengan kita.

Sebagai mahasiswa, kita juga harus tetap berfokus untuk berprestasi. Jangan sia-siakan kesempatan kuliah dengan kesibukan yang tidak bermanfaat. Fokus pada mimpi dan tujuan yang ingin diraih. Tegas memilih dan memilah apa yang baik dan mengarahkan pada pencapaian kesuksesan. Jika apa yang dilakukan semakin menjauhkan kita dari apa tujuan hidup, maka jangan ragu untuk berbalik dan kembali pada jalan yang mengarah pada pencapaian tujuan-tujuan kita. Sehingga antara kuliah dan organisasi tetap berjalan dengan selaras. Menjadikan kita pribadi yang berprestasi dan berkarakter.

Kuliah Vs. Organisasi

by on April 20, 2017
Banyak yang mengatakan kalau kuliah tidak lengkap tanpa organisasi. Banyak sekali alasan positif yang mendasari pendapat seperti itu...

http://www.selfhelpdaily.com/saturdays-quotes-of-the-day/

Punya banyak hobi? Melakukan banyak hal dan berganti-ganti tapi semuanya dalam taraf biasa saja? Trus ketika ditanya, kamu bisanya apa? Agak bingung jawabnya,, misal bisa masak sih tapi gak jago, bisa main musik sih tapi yang mudah, bisa bla bla bla sih,, ada "sih" nya. Aku termasuk golongan ini, kalau kamu juga kita sama berarti ^^. Oh,, gak ya.. kamu profesional dalam bidangmu? Alhamdulillah deh...^^

Aku sering nih kepikiran, sebenarnya aku bisanya apa ya? Aku mah apah atuh? Lebaynya gitu. Kok kayaknya semua biasa-biasa aja? Bisa tapi hanya sekadar bisa.. kok useless.. Kamu juga sama? Gak lagi? Kayaknya aku aja deh ya..
Tapi dasarnya memang suka nyoba ini itu. Kalau cocok lanjut gak cocok selamat tinggal, berlenggang keluar arena tanpa penyesalan. Padahal tidak jarang sebuah hobi harus dihidupi dengan biaya yang lumayan.
Kebanyakan hobi yang aku lakukan adalah apa yang aku inginkan sejak kecil. Hanya kesampean di waktu sekarang. Termasuk tipe yang sabar menunggu untuk mendapatkan apa yang sudah diinginkan. ^^ Misalnya,

Sejak tahun 2014 lalu, aku suka dengan anggrek dan tanaman eksotis, hingga akhirnya buka kios dari dana program PMW dan jadi kolektor. Tapi.. itu dulu. Sekarang berhenti sementara karena di Jogja tidak punya tempat untuk merawat. Lumayan juga dulu investasinya buat koleksi, jadi banyak yang mati karena tidak terawat. Sejak kecil kehidupanku yang dekat dengan lingkungan pedesaan yang memiliki aneka ragam tumbuhan membuatku suka dengan tanaman terlebih bunga. Aku tidak terlalu suka memelihara hewan (bisa dibilang tidak tertarik juga karena beberapa alasan), kecuali ada hewan-hewan tertentu yang aku kagumi tapi kemungkinan untuk memilikinya kecil, sepert Singa, Kuda, Ular Boa, dan Ulat. Entah kenapa mereka terlihat begitu eksotis.

Setelah kesulitan memelihara tanaman, beralih ke dunia modelling. Jadi bisa dandan sendiri sekarang. ^^ Sejak kecil juga aku suka pakai baju-baju ibu yang dres, suka main drama dan sempat pengen jadi pemain film. Pokoknya yang tampil-tampil gitu lah. Eh, baru lulus S1 masuk mencicipi dunia modelling. Telat banget sih, tapi gak apa lah, pengalaman juga.

Nha, yang paling update ini berkuda dan panahan. Dari dulu juga aku udah tertarik dengan keduanya. Senjata yang aku suka itu ada pisau dan panah. Sejak kapan ya sukanya? Lupa, sejak remaja pokoknya. Keren gitu menurutku bisa main pisau sama memanah. Pengen banget punya koleksi macam-macam pisau dan panah. Tapi mahal sih... jd belum kesampean. Mungkin kalau punya banyak bisa di sewakan buat latihan. Banyak lah angan-angan waktu kecil tuh.. pengen bisa melukis, pengen bisa nyanyi, pengen bisa sulap, pengen jadi herbalis, dan semua itu sempat aku pelajari, beli perlengkapan yang diperlukan dan gak ada yang jadi. Ironis memang.

https://www.tumblr.com/search/reportcards
Kamu mungkin juga termasuk tipe ganti-ganti. Gak enaknya nih kalau ganti-ganti jadi merasa setengah-setengan, tidak maksimal di satu bidang. Tapi kalau hanya satu atau itu-itu saja kok ya lama-lama bosan, dipaksakan semakin bosan butuh suasana baru. Itu termasuk masalah. Solusinya tetap ada satu hobi yang aku pertahankan dari dulu hingga sekarang, membaca dan menulis (macam pelajaran anak TK ya?,hehe). Dua hal itu yang aku jadikan skill utama dan terus dikembangkan. Meskipun dari banyak buku yang aku baca hanya sedikit sekali yang bisa diingat oleh otakku yang kemampuannya rata-rata ini. Tapi tetap membaca dan berusaha menambah koleksi buku juga menulis apa saja. Diantara beraneka hobi yang berganti, harus ada satu atau dua hal yang menjadi kemampuan spesifik. Kamu yang meskipun punya banyak hobi, pilihlah satu yang paling menyenangkan dan dikuasai. Jadikan salah satu skill yang menunjang karir dan menghasilkan uang. Untuk menghidupi hobi yang lain juga ini.

Mungkin ada yang mau menyarakan " Makanya fokus satu saja donk, setia gitu gak ganti-ganti". Kelihatannya memang sederhana, tapi aseli bagiku itu tidak mudah. Ketika hati sudah melirik sesuatu sulit sekali membendung keinginan untuk menceburkan diri. Tapi konsekuensinya ya itu, tidak profesional. Kecuali kamu yang memang genius sih, bisa benar-benar menguasai banyak hal, kalau kemampuan rata-rata ya jadinya emang setengah-setengah. Yang pasti tetap miliki skill khusus yang menunjang karir dan masa depan. Have a nice and happy life! ^^


Baru saja ada kejadian yang tidak terduga, memang ya manusia tidak tahu pasti apa yang akan terjadi beberapa jam kemudian, besok, lusa, bulan depan atau tahun depan. Kita hanya bisa memprediksi  urutan kejadian berdasar ilmu dan pengalaman. Sesuatu yang baru saja terjadi ini berhubungan dengan pikiran dan perasaan

Tidak ada satupun manusia yang tidak mempunyai masalah. Mereka yang tersenyum dan terlihat penuh energi, mereka yang seakan cuek terhadap apapun, adalah tipe yang mempu menyembunyikan rasa sakit dan memiliki managemen sendiri untuk semua itu. Sepertinya aku sudah pernah menulis tentang pentingnya rasa sakit dan segala macam perasaan tidak nyaman. Sebagai landasan untuk menjadi kuat. Jika lulus ujian… tapi… ^^ Aku pun sering merasakan sepi, gundah bahkan kosong. Ada sesuatu yang tidak lengkap dalam diriku dan itu berdampak pada kehidupan. Apa yang sebenarnya aku cari dan bagaimana mengisi bagian yang kosong itu?.

Masalah yang sedang terjadi saat ini, dialami oleh seorang teman, membuatku kembali memikirkan kenapa seseorang bisa hilang dalam pikiran atau perasaannya sendiri, bahkan hilang dari kehidupan.

Aku membayangkan, dalam diriku ini, mungkin orang lain juga, ada relung yang tidak bisa diisi oleh apapun. Bukan oleh manusia, karena mereka bisa cepat berubah. Bukan oleh dunia, tidak.. dunia tidak bisa membawa kedamaian. Bahkan dunia ini hanya senilai sebelah sayap nyamuk bagi Allah. Ringan banget kan? Bukan barang yang bernilai. Tempat kosong itu hanya bisa diisi oleh Allah. Dibantu dengan pikiran yang berisi ilmu. Jika Allah sudah ada di relung itu, seakan diri bisa menyelam lebih dalam untuk lebih mengenal Allah mengenal hidup dan menghadapi segala permasalahan, tidak tersesat, tidak kosong, dan tetap damai. Berbeda jika keberadaan Allah dan pengertian mengenaiNya masih kabur. Justru akan merasa kosong, takut, sepi, terombang ambing dan lenyap.

Aku pernah mengisi relung itu dengan manusia. Mungkin karena dia datang disaat kritis kehidupanku dan belum banyak pemahaman dalam pikiran.Dan ketika dia pergi, tempat itu kembali kosong, begitupula perasaanku.  Tapi, ini fase yang baik untuk bisa bertahan sebelum aku bisa berdiri dengan diriku sendiri. Menjadikan seseorang sebagai role model dan tumpuan. Aku kembali mencari sebenarnya apa yang berharga dari dunia dan manusia? Apa yang bisa aku percaya? Apa yang harus aku capai dalam kehidupan? Yah.. hinga aku sadar, kekosongan itu adalah tempat Allah. Tumpuan dan tujuan hidupku. Bukan dunia dan bukan manusia. Aku memperbaiki perasaan dan pikiran.

Aku membayangkan suatu tempat dalam diriku, relung yang kosong dan tidak ada apa-apa. Seperti berada di kedalaman yang sunyi. Hanya ada aku dan segala pikiranku. Jika tenggelam dalam kesepian dan kekosongan aku bisa tersesat bahkan mati dalam diriku sendiri. Tidak bisa memahami apapun dan tidak bisa kembali. Semakin lama semakin terjebak, tidak berharga. Tapi jika ada Allah di sana, aku tidak kehilangan kedamaian dan akal. Aku bisa tenggelam lebih dalam, tapi tenggelam dalam pengertian. Memandang segala sisi diriku, segala sisi kehidupan. Aku juga bebas memasuki tempat itu untuk lebih mengerti. Karena aku telah sadar.

Yaaaah... begitulah.. intinya kita harus selalu memperbaiki pengertian terhadap Allah. Betapa besar kasihNya dan tidak perlu ragu padanya. Tidak ada selainNya. Semakin mengenalnya kita akan semakin kuat dan damai.
Solo Beauty Muslimah merupakan acara yang mirip dengan putra putri solo. Ada beberapa acara yang berlangsung sebelum hari H. Acara pertama adalah pre event yang dilaksanakan di Solo Paragon Mall. Inti dari acara pertama ini adalah perkenalan para peserta. Acara pertama ini berlangsung dari pukul 13.00 hingga 21.00. Pada acara pertama ini seluruh peserta menggunakan kostum hasil merombak kaos yang diberikan oleh panitia. Kaos polos berwarna abu-abu disulap menjadi baju beraneka model. Selain perkenalan juga ada beauty class dari Wardah. Kita belajar dasar-dasar menggunakan make up.

Acara ke dua adalah sesi photoshot dan wawancara. Selain wawancara personal peserta juga setor hafalan minimal 8 ayat. Aku menghafal beberapa ayat surat Ar Rohman. Salah satu surat favorit.. yah,, meski tidak banyak juga sih karena waktunya juga mepet.

Acara ketiga adalah Gladi Resik untuk Grand Final. Grand final diadakan di Ballroom Hotel Paragon. Pada GF ini seluruh peserta catwalk dan memperkenalkan diri. Babak selanjutnya dipilih 9 peserta yang akan menjawab pertanyaan juri dan pemilihan pemenang. Meskipun belum berhasil menang, tapi lumayan menjadi salah satu pengalaman baru.

Setelah aku evaluasi, ajang ini menekankan ke bakat sepertinya. Jadi setidaknya ada bakat yang bisa ditampilkan. Kalau aku biasanya memang hanya runway saja, kalau bakat tidak ada yang bisa ditampilkan. ^^

Malam Grandfinal

My Lovely Dress

Solo Beauty Muslimah 2017

by on Februari 20, 2017
Solo Beauty Muslimah merupakan acara yang mirip dengan putra putri solo. Ada beberapa acara yang berlangsung sebelum hari H. Acara pertama a...
Pengabdian masyarakat (Dimas) kali ini dilakukan di Dusun Geger daerah Parangtritis. Setelah melewati daerah pantai kami naik ke daerah atas di dusun geger. Ada dua agenda yang dilakukan, pertama adalah pelatihan vertikultur di SD dan sosialisasi daerah tangkapan air.

Dalam acara pelatihan vertikultur, anak-anak tersebut diberikan materi terlebih dahulu oleh Dosen yang ikut serta dalam kegiatan Setelah materi anak-anak tersebut dipandu oleh mahasiswa yang mengikuti kegiatan Dimas. Vertikultur dibuat menggunakan botol bekas yang dibentuk seperti kelinci dan diwarnai menggunakan cat akrilik. Kemudian botol-botol tersebut dirangkai membentuk vertikultur. Saking banyaknya jati di daerah ini, ketika ada pertanyaan "Anak-anak mau menanam apa?" salah satu dari mereka menjawab "Jati" ^^ Tentu saja semua botol ditanamai dengan sayuran ya,,





Kegiatan ke dua adalah sosialisasi daerah tagkapan air. Dusun Geger termasuk daerah dataran tinggi yang memiliki sumber mata air namun, semakin lama mata ir tersebut semakin surut. Jika terus terjadi bisa menyebabkan dusun yang awalnya memiliki air melimpah justru mengalami kekeringan. Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan masyrakat menanam pohon jati. Pohon jati sangat besar mengkonsumsi air dan menghilangkan air tanah melalui penguapan. Akar pohon jati juga tidak mampu menyeimpan air. Masyarakat banyak menanam pohon jati karena nilai ekonominya yang tinggi. Dalam sosialisai disampaikan bahwa untuk menjaga sumber mata ir dan menghindari kekeringan, masyarakat harus mengimbangi dengan enanam pohon yang berfungsu sebagai penyimpan air dan tidak menyerap air tanah dalam jumlah banyak sehingga, air tersebut dapat tersimpan di dalam tanah dan dapat digunakan warga. Contoh pohon yang menyimpan air adalah jenis bambu, sawo, jambu dan gayam. Selain menanam pohon masyarakat juga dihimbau membuat sumur resapan.

Selain materi mengenai daerah tangkapan air, juga ada materi tentag inseminasi ternak dan penanaman tanaman umbi-umbian yang dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar. Di akhir kegiatan diberikan bibit pohon bagi warga Dusun Geger. Acara ini berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan yang baik bagi masyarakat. Semoga kedepannya dapat dilakukan kegiatan lanjutan untuk membuat sumur resapan di Dusun Geger.



Peserta dan Panitia DIMAS Magister dan Doktoral Biologi 2016

Jalan Menuju Dusun