Tampilkan postingan dengan label Cerita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita. Tampilkan semua postingan

By Kazebara Posted 5 February 2019 di genpijogja.com

 

Hari ini matahari bersinar cerah, kami satu rombongan Tim Web GenPi Jogja berkunjung ke desa Klipoh. Klipoh merupakan nama desa yang terletak di Karanganyar, kecamatan Borobudur, Magelang. Kalau kamu naik bus dari terminal Giwangan Jogja, turun saja di pintu masuk Candi Borobudur lalu mencari ojek motor.

Klipoh dipercaya telah memulai geliat aktivitas pembuatan gerabah sejak abad ke 9, satu era dengan Candi Borobudur. Konon ceritanya, Klipoh dahulu kala dibangun oleh Nyai Kalipah. Wanita tersebut menikah dan memiliki keluarga, hingga akhirnya membentuk desa yang disebut dengan Klipoh atau Nglipoh. Kebiasaan Nyai Kalipah adalah membuat gerabah, yang kemudian menjadi kemampuan turun temurun pada generasi selanjutnya. Sayang sekali, masa sekarang regenerasi sepertinya tidak sesukses kala itu.



pengrajin gerabah klipoh


Setelah menyantap sarapan berupa nasi hangat lauk sayur lodeh, ikan asin, tahu goreng dan sambal, kami memulai petualangan di desa Klipoh. Perajin pertama yang kami temui adalah Mbah Kaminah.

Beliau memakai celana pendek dan baju berwarna putih. Tidak hanya baju, rambut potongan cepat beliau juga didominasi dengan warna putih. Tapi tangan Mbah Kaminah sepertinya masih cekatan dan hapal betul bagaimana membuat souvenir dari tanah liat. Satu souvenir berbentuk wadah lilin sempurna dibuat dari tanah liat yang berbentuk bulat, dalam tempo kurang dari dua menit.

Sebelum dibentuk tanah liat dikepal-kepal menggunakan kedua tangan untuk melepaskan udara yang terperangkap di dalam adonan. Adonan tanah yang digunakan sebelumnya juga digiling terlebih dahulu. Tangan kanan mbah Kaminah dengan cekatan membentuk tanah liat dan tangan kirinya memutar meja kecil berbentuk lingkaran.

Setelah mengamati proses yang tampaknya mudah itu, kami satu per satu mencoba membuat sebuah souvenir. Hasilnya tidak ada yang jadi seperti contoh. Realitanya semua itu membutuhkan skill khusus.

Mbah Kaminah sendiri sudah belajar membuat gerabah sejak kecil. Beliau mulai terjun menjadi perajin sejak tahun 2000 silam. Di rumah sederhana berbahan kayu dengan teras terisi rak penuh dengan gerabah, Mbah Kaminah bekerja setiap hari. Beliau mengatakan bahwa tidak ada anak cucunya yang membuat gerabah.

pengrajin gerabah klipoh

Sejak tahun 2000 Dusun Klipoh mulai dikunjungi wisatawan, salah satu fasilitas penunjang berupa galeri komunitas yang diresmikan pada bulan Mei 2014. Dibangun atas kerjasama United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dan pemerintah Australia bersama desa Karanganyar.

Wisatawan dapat melihat proses pembuatan dan mencoba membuat gerabah. Beberapa hotel disekitar kawasan Candi Borobudur memiliki paket kunjungan ke desa Klipoh. Semenjak menjadi desa wisata kehidupan perajin gerabah menjadi lebih baik.

Sebelumnya hasil kerja keras mereka dengan proses yang panjang dihargai sangat murah oleh tengkulak. Hasil yang tidak seberapa membuat tingkat perekonomian perajin diambang batas kemiskinan.

Proses pembuatan gerabah membutuhkan waktu yang tidak singkat. Dimulai dengan pemilihan bahan tanah liat, pembentukan, pengeringan, pembakaran, pewarnaan dan finishing. Beragam jenis gerabah dihasilkan, mulai dari asbak, tempat lilin, kendi, mangkok, cangkir, pot bunga sampai miniatur patung Buddha dan stupa.

Produk unggulan yang sebenarnya dari desa ini adalah alat memasak. Hanya karena jumlah perajin semakin sedikit dan kebanyakan pesanan adalah souvenir, mereka membuat peralatan memasak ketika ada pesanan saja.

Setelah berkeliling mengamati keseluruhan proses, ternyata memang yang kami temui adalah perajin perempuan yang sudah tua. Beberapa mengatakan bahwa mereka tidak memiliki penerus. Padahal potensi wisata di desa Klipoh ini sangat besar untuk dikembangkan.

Tugas generasi muda untuk membuat desa Klipoh dan gerabahnya menjadi semakin terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan. Karena generasi muda lebih maju, lebih berpengatahuan dan memiliki kemampuan mengikuti perkembangan jaman.

Jika dikemudian hari para pejuang perempuan ini tidak ada lagi tanpa generasi penerus yang memadai, tentu saja bisa menjadi kendala yang serius untuk tetap bisa mempertahankan gelar desa wisata gerabah Klipoh. Hal itu juga mengancam eksistensi sejarah dan budaya setempat.

Untuk itu perlu adanya upaya melalui pendidikan atau pendampingan agar generasi muda terpacu semangatnya untuk menjadi pembuat gerabah. Menjadi bagian dari penjaga budaya.

 By Kazebara Posted 24 December 2018 di genpijogja.om

Pohon-pohon pinus layaknya tiang-tiang yang kokoh. Melambai perlahan, daun-daunnya tertiup angin. Aroma pinus menguar bercampur segar udara pagi. Sinar matahari menelusup celah pepohonan. Udara semakin hangat. Tenang dan nyaman… Hutan Pinus Mangunan.

Pukul 06.00 pagi, pertama kali menjejakkan kaki di Hutan Pinus Mangunan. Udara terasa segar tidak terlalu dingin. Sayang sekali, meski sudah berkunjung di pagi hari tidak sempat melihat kabut. Hanya tanah basah sisa gerimis yang sejenak datang di awal musim penghujan. Kalau beruntung kamu bisa mendapatkan pemandangan kabut putih menyelimuti kawasan hutan. Sangat instagramable kalau kata anak-anak milenial pemburu foto apik untuk akun sosmednya. Selain kabut, lembut matahari terbit juga menjadi icon yang popular untuk sekadar dinikmati atau diabadikan di pagi hari hingga menjelang sunset di sore hari. Proses muncul dan menghilangnya matahari memang menjadi saat-saat kritis yang diburu, apalagi kalau sedang cantik-cantiknya dan tidak malu-malu dibalik awan.

Hutan Pinus Mangunan kadang disalah artikan dengan sebutan hutan pinus Imogiri karena lokasinya yang searah dengan situs makam Raja-Raja Imogiri, terutama wisatawan yang berasal dari luar Jogja. Padahal secara administratif hutan pinus ini tidak termasuk kawasan Imogiri. Kawasan ini merupakan hasil reboisasi, jadi tidak muncul begitu saja secara alami. Perlu banyak tenaga dan upaya untuk menjadikan kawasan ini menjadi tempat wisata yang menarik. Berbagai fasilitas wisata seperti gardu pandang, panggung pertunjukan yang menyatu dengan alam, kamar mandi umum, mushola dan warung-warung sederhana pun telah di bangun di kawasan wisata ini. Tidak ketinggalan beberapa spot foto disediakan untuk para millenial yang datang dengan niat menambah koleksi foto di galeri media sosialnya.

hutan pinus mangunan

Beberapa tempat favorit untuk mengambil gambar diantaranya adalah area bangku kayu, hammock yan dipasang di pohon pinus, rumah pohon, dan taman bunga. Selain spot yang memang sudah disediakan kamu juga bisa mengasah kreatifitas untuk mengambil foto di area hutan dengan memanfaatkan pemandangan jejeran pinus atau daun-daun kering yang menutup lantai hutan. “Hutan pinus ini tempatnya asri, tenang, teduh, bagus buat hunting foto, masyarakatnya ramah, namun sayang masih ada sampah yang dibuang sembarangan.” tutur Ryan mahasaiswa Batan yang berasal dari Medan. Dia dan teman-teman modelnya sedang melakukan photoshoot dipagi hari. Hutan pinus mangunan memang menjadi tempat favorit dan hits untuk hunting foto dan prewedding.

Tidak sulit menjelajahi hutan pinus mangunan, karena tersedia banyak jalan setapak yang nyaman untuk dilalui. Untuk kamu yang menyukai petualangan bisa mencoba trekking ke dalam hutan  Jauh di dalam Hutan Pinus Mangunan terdapat sumber mata air Bengkuang. Konon dulunya tempat ini merupakan lokasi pertapaan Sultan Agung Hanyakrakusuma. Untuk mencapai mata air yang pernah direnovasi oleh pemerintah Belanda ini kamu bisa menyusuri jalur outbond  Watu Abang menembus hutan yang rapat. Rasakan sensasi petualangan yang menyenangkan. Untuk masuk ke Hutan Pinus Mangunan kamu cukup membayar Rp. 2500 saja, untuk biaya parkir motor Rp. 3000 dan Rp.10.000 untuk parkir mobil. Untuk bus dikenakan biaya Rp. 20.000 dan untuk foto prewedding Rp. 50.000. Wisata Hutan Pinus Mangunan buka dari jam 06.00 hingga petang.

Lokasi Hutan Pinus Mangunan Yogyakarta terletak di Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Berhubung tidak ada angkutan umum yang melayani trayek hingga ke tempat ini maka lebih baik kamu membawa kendaraan pribadi. Dari Terminal Giwangan, kamu bisa menyusuri Jalan Imogiri Timur, langsung lurus saja mengikuti petunjuk jalan. Jika berangkat dari kota Jogja perjalanan sejauh 24 Km bisa ditempuh selama satu jam. Perjalanan dimulai dari ring road selatan menuju jalan Parangtritis, lurus saja mengikuti petunjuk arah ke wisata kebun buah Mangunan, lurus saja menelusuri jalan yang semakin menanjak. Memasuki kawasan Mangunan kamu sudah bisa menikmati pemandangan indah di sisi jalan yang dilewati. Jka datang ketika musim kemarau, pohon-pohon kering yang menggugurkan daunnya bak musim gugur di negara empat musim. Ketika musim hujan, deretan pepohonan hijau menyegarkan mata.


 By Kazebara Posted 15 August 2018 di genpijogja.com

 

Es dawet yang rasanya gurih dengan manis yang pas, segarnya menjadi berlipat ganda di tengah cuaca panas. Apalagi kalau dicampur dengan tape ketan, bukan hanya pelepas dahaga tapi bisa jadi penunda lapar saat perjalanan.

Es dawet ini tergolong ke dalam minuman tradisional yang sehat tanpa pewarna dan pengawet tambahan. Disajikan dengan mangkuk kecil yang pas dalam genggaman, menjadi teman untuk melepas penat ketika kamu sedang melakukan perjalanan dari luar kota.

Letak para pedagang dawet ini berada di Jalan Solo-Jogjakarta KM 10-11 Kalasan. Dari arah timur setelah Candi Prambanan gunakan jalur lambat. Deretan penjual dawet dengan berada di sisi kiri jalan dengan fasilitas parkir untuk mobil dan sepeda motor. Jika kamu datang dari kota Jogja berarti harus putar balik setelah melewati lampu merah daerah Bogem. Lebih baik datang ke area ini menggunakan kendaraan pribadi karena jauh dari halte bus Transjogja.



Dawet Ireng


Lapak-lapak sederhana dengan meja dan kursi kayu berjajar di sepanjang jalan. Sepeda motor dan mobil terlihat silih berganti parkir di depan lapak penjual dawet. Setiap lapak memiliki jadwal buka yang berbeda. Namun, secara umum para penjual dawet di sini siap melayani pelanggan dari pukul 09.00-15.00 WIB.

Pembuatan dawet ireng dan putih di sini masih menggunakan cara tradisional. Cendol dawet dibuat dari bahan tepung sagu atau campuran tepung sagu dan tepung beras. Proses pembuatannya masih manual tanpa menggunakan mesin.

Warna dawet ireng berasal dari jerami padi atau merang yang dibakar kemudian dicampur dengan air. Air berwarna hitam inilah yang dijadikan sebagai bahan pewarna hingga warna dawet ireng menjadi hitam ke abu-abuan. Santan yang digunakan berasal dari parutan kelapa asli. Ditambah dengan gula aren atau gula jawa sebagai pemanis, membuat rasa dawet menjadi gurih dengan manis yang pas.

Ada pula yang menambahkan potongan kecil buah nangka pada sajian dawetnya, aroma manis khas buah nangka sangat terasa meskipun hanya beberapa potong saja. Rasanya juga menjadi sangat berbeda.

Dawet Ireng Prambanan

Dawet ireng dan dawet putih ini bisa juga ditambah dengan tape ketan putih atau berwarna hijau dengan campuran pandan. Rasa ketan yang gurih dan asam membuat es dawet semakin segar. Apalagi di minum ketika siang hari saat kamu melakukan perjalanan jauh dari luar kota, dijamin segarnya akan berlipat ganda. Dengan harga yang murah mulai dari 3000 rupah siapapun bisa membeli dawet ini.

Beberapa penjual juga menyediakan gorengan, roti dan tape untuk menemani kamu minum dawet. Sehabis perjalanan dari Ngawi atau Solo, aku sering mampir minum dawet di daerah ini. Setiap pedagang memiliki ciri khas tersendiri. Ada yang tidak menggunakan nangka atau bisa tanpa tape. Semuanya murah dan enak.

Salah satu lapak yang aku kunjungi adalah kedai AA dengan penjual yang ramah, dari abang penjual inilah pertama aku tahu asal muasal warna hitam dawet ireng. Sembari menyendok dawet yang disajikan dengan mangkuk putih, menu favorit sebagai pelengkap adalah tahu goreng yang renyah.

Rasanya sungguh nikmat makan tahu goreng berteman dengan dawet ireng ditambah tape di siang hari yang panas. Lelah perjalanan seketika hilang. Kalau memang cuaca sedang mendung boleh juga pesan dawet tanpa es. Kalau ingin menikmati dawet ireng pastikan kamu mampir di kedai yang bertuliskan dawet ireng, karena ada juga penjual dawet putih.

Dawet ireng sendiri sebenarnya adalah minuman yang berasal dari daerah Butuh Purworejo sejak tahun 1950. Semakin lama dikenal masyarakat luas hingga Jawa Barat dan Jawa Tengah. Meskipun dijajakan di luar daerah asal, ciri khas dawet akan tetap sama di manapun berada. Kebanyakan penjual dawet di jalan Solo-Jogja ini berasal dari Bayat Klaten, selebihnya adalah penduduk setempat.

Secara umum penjual dawet menggunakan pikulan yang berisi dua buah genthong kecil dari tanah liat sebagai wadah. Meskipun cara penjualannya menetap tetap saja menggunakan pikulan. Dawet menjadi minuman yang tetap lestari hingga kini. Bukan hanya karena harga yang sangat bersahabat, rasa dan kualitas yang terus dipertahankan menjadi daya pikat yang tidak lekang oleh waktu.

Dawet mengajarkan kesederhanaan dan kearifan. Dalam hidup ini tidak perlu macam-macam, bermewah-mewah untuk bisa bahagia dan menghadirkan kebahagiaan kepada sesama. Sederhana saja, menjadi asli, menjadi diri sendiri dan selalu menjadi pribadi yang berkualitas baik.

By KazebaraPosted 20 August 2018 di genpijogja.com

 

Mimpi kita sama, tapi sekarang lebih besar. (Mimpi) agar Indonesia terdengar ke seluruh dunia, karena Indonesia keren (Rubah Di Selatan).


Rubah Di Selatan termasuk band yang masih baru di belantara musik nusantara. Karena ciri khas yang unik dan musik yang berkualitas, karir band yang baru menginjak usia tiga tahun tersebut melejit dengan cepat serta mampu bersaing dengan band yang sudah lama menemani penikmat musik nusantara. Nama Rubah Di Selatan nampak sering mewarnai acara musik yang menampilkan band indie di seluruh Indonesia.


Rubah Di Selatan terdiri dari empat personil, Mallinda (Vokal), Gilang (Gitar), Adnan (Keyboard) dan Ronie (Etnik Musik). Saat ini mereka sudah memiliki beberapa single, di antaranya ada Mata Air Mata dan Merapi Tidak Ingkar Janji dalam bahasa Indonesia. Ada pula Rainbow After Rain dan Leaving Anthera yang dibawakan dengan bahasa Inggris. Ciri khas dari musik mereka adalah memadukan budaya daerah dengan pop culture.



Rubah Di Selatan berasal dari daerah selatan Jogja, tepatnya di Sewon, Bantul. Daerah yang terletak di pinggir kota Jogja dekat dengan pantai Parangtritis. Rubah Di Selatan mendapatkan kesempatan tur Eropa dalam rangka Siasat Trafficking Europe Tour yang digagas oleh Siasat Partikelir dan Go Ahead Challenge (GAC).


Selama sepuluh hari, mereka membawakan lagu-lagu untuk memanjakan penikmat musik di Eropa. Tur berlangsung pada tanggal 1 hingga 10 Juli 2018. Kisah perjalanan tur ini mereka rangkum dalam film berjudul “From Paris Parangtritis to Paris France”. Menggambarkan perjalanan anak-anak muda dari selatan Jogja yang berhasil membawa mimpi mereka terbang jauh ke Eropa.


Terpilihnya mereka sebagai duta dari Siasat Trafficking Europe Tour bukan proses yang mudah. Setelah mengalahkan 500 grup band dari seluruh Indonesia, Rubah Di Selatan menjadi satu-satunya band yang berangkat mengelilingi Eropa bukan hanya untuk bermusik namun, sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia. Musik pop rasa lokal mengalun di beberapa kota di Eropa, yaitu Amsterdam-Belanda, Luxemborg-Belgia, Paris-Perancis, dan Munchen-Jerman. Tampil di panggung dan menjadi bintang tamu acara musik di radio.


Rubah Di Selatan meletakkan unsur tradisi bukan hanya sebatas lirik, namun juga pada alat musik dan kostum yang mereka kenakan setiap tampil di panggung. “Konsep utama atau spirit kami dalam bermusik adalah untuk mengangkat kearifan lokal”, ungkap Ronie dalam acara Press Conference Rubah Di Selatan di Sleman Creative Space.


Menggabungkan lirik populer kekinian, instrumen musik lokal dan penampilan khas Indonesia menjadi ruh dalam musik Rubah Di Selatan. Misalnya, pada lagu Mata Air Mata, liriknya menggambarkan sejarah mengenai selokan mataram yang menyatukan dua sungai, yaitu sungai Progo dan Code.


Rainbow After Rain diawali dengan lirik berbahasa Inggris yang dinyanyikan dalam langgam jawa khas pesinden yang sedang menemani dalang memainkan wayang. Tidak ketinggalan, lagu Leaving Anthera dengan megah dimulai dengan tari kecak, vokal kalimantan baru kemudian masuk ke lagu.


Penampilan panggung Rubah Di Selatan juga diwarnai dengan pakaian dan aksesoris dari kain tenun. “Tujuannya adalah agar musik tradisi yang terkesan sangat intens bahkan bernuansa mistik dan seram menjadi lebih ramah di telinga masyarakat”, ucap Gilang.


Salah satu alat musik tradisional yang digunakan adalah sadatana dari Majalengka, berbentuk seperti kendi yang fungsinya mirip dengan kendang. Berpadu dengan alunan gitar dan keyboard. Untuk suara-suara alat musik yang tidak bisa dibawakan langsung di back up oleh keyboard, seperti suara gong dan pola gamelan.


Tur pertama ke Eropa menjadi pengalaman sangat berharga dan sangat ingin mereka bagikan, salah satunya melalui film. Rasa haru mengibarkan bendera Merah Putih di setiap penampilan serta mendapat sambutan hangat dari audiens, bahkan ada yang mengatakan “Terimakasih telah membawa kami ke Indonesia”.


Bangga telah memperkenalkan Indonesia. Rasa senang dengan segala pengalaman yang mereka peroleh telah membuka mata dan menumbuhkan mimpi baru. Bukan hanya sekadar bermusik di Nusantara, tapi dunia. Bukan hanya agar pemuda Indonesia sadar terhadap keragaman budayanya, namun juga agar dunia mengenal budaya Indonesia.


Saat ini mereka sedang fokus untuk menggarap album yang akan di release akhir tahun 2018. “Apapun mimpi bisa tercapai dengan effort dan konsistensi”, ucap Gilang menutup acara Press Conference Rubah Di Selatan.


 Posted on 3 September 2018 di genpijogja.com

 

Matahari masih temaram, malu-malu di balik perbukitan kaki gunung Sewu. Hawa dingin menerobos pakaian, menyegarkan badan dan pikiran. Bumi mulai terang bersanding fajar, menampakkan eloknya wajah perbukitan berpadu kelokan sungai Oyo. Langit gelap perlahan berubah biru cerah. Hamparan kabut putih sejauh mata memandang. Di sini, di tempatku berdiri, serasa negeri atas awan.

Begitulah sensasi kalau kamu berkunjung ke Kebun Buah Mangunan di pagi hari. Tidak perlu mendaki untuk dapat melihat pemandangan awan putih ala pendaki gunung. Praktis. Berkunjung saja ke kebun buah Mangunan. Tempat ini terletak di gardu pandang dengan ketinggian mencapai 200 mdpl di Pegunungan Sewu.



Kebun Buah Mangunan


Pegunungan sewu yang artinya pegunungan seribu, merupakan deretan pegunungan karst di bagian selatan pulau Jawa yang membentang dari pantai Parangtritis, di Kabupaten Bantul hingga ke Teluk Pacitan di Kabupaten Pacitan. Daerah ini menyimpan beragam tempat wisata eksotis dan indah, salah satunya adalah kebun buah Mangunan.

Kebun buah Mangunan termasuk wisata murah meriah dengan beragam fasilitas. Hanya dengan membayar tiket masuk Rp 5.000 kamu bisa menikmati pemandangan indah baik pagi atau sore. Tempatnya cukup terbuka, tidak disarankan pergi siang hari, panas pastinya.

Biaya kedua adalah parkir sebesar Rp 2.000 untuk motor dan Rp 4.000 untuk mobil. Jam bukanya dari pukul 04.30 WIB untuk kamu yang ingin mendapatkan pemandangan matahari terbit dan tutup pukul 18.00 WIB untuk para penikmat senja.

Waktu paling bagus untuk mendapatkan pemandangan kabut adalah pukul 05.00 WIB. Kamu bisa berangkat sekitar pukul 04.00 WIB dari kota Jogja. Demi foto cantik yang instagramable pastikan kamu rela bangun pagi sekali.

Kebun Buah Mangunan

Kalau kamu datang dari Jogja langsung saja menuju Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Jaraknya sekitar 35 Km dari kota Jogja. Rute yang bisa ditempuh dari kota Jogja adalah melalui ringroad menuju terminal Giwangan. Dari terminal Giwangan terus saja ke selatan melewati jalan Imogiri Timur.

Dari jalan Imogiri Timur lurus hingga sampai pertigaan. Dari pertigaan itu belok ke kiri (timur) sampai menemukan papan pertigaan yang ada penunjuknya. Dari pertigaan itu terus saja mengikuti papan-papan penunjuk selanjutnya ke arah selatan. Kalau masih bingung, gunakan google maps.

Belum ada fasilitas kendaraan umum menuju kebun buah Mangunan, jadi sebaiknya menggunakan kendaraan pribadi saja. Sesampainya di kebun buah Mangunan, dari tempat parkir kamu harus berjalan 300 meter menuju puncak. Perjalanan ini tidak akan terasa melelahkan, karena kamu bisa sembari menikmati pemandangan sekitar berupa pepohonan.

Bukan hanya sajian pemandangan indah yang akan menyambutmu di kebun buah Mangunan. Dibangun di atas lahan 23,34 ha, kebun buah Mangunan menyimpan banyak koleksi tanaman buah. Koleksinya mencapai ribuan tanaman dari berbagai jenis. Diantaranya durian, mangga, jeruk, jambu air, dan aneka tanaman buah lainnya.

Jika sedang musim panen kamu bisa membeli buah dengan harga yang lebih murah dari pada harga pasar. Di sini pengunjung tidak diperbolehkan memetik sendiri, jadi hanya bisa membeli secara langsung saja.

Tidak hanya tanaman, di kebun buah Mangunan ini juga terdapat pembibitan sapi dan pemeliharaan rusa. Rusa di kebun buah Mangunan berasal dari Badan Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta. Tujuannya agar mampu meningkatkan jumlah wisatawan.

Fasilitas di kebun buah Mangunan ini termasuk lengkap dan banyak. Area parkir luas untuk motor dan mobil. Untuk tempat beristirahat ada gazebo yang dilengkapi dengan mushola kecil dan toilet.

Ada beberapa wahana permainan juga yang tersedia seperti kolam renang untuk anak-anak, jembatan gantung, flyingfox hingga arena pemancingan. Untuk yang ingin menginap atau mengadakan kegiatan juga tersedia penginapan serta ruang pertemuan dengan kapasitas 100 orang dan 300 orang.

Kamu juga bisa menikmati suasana tenang bersama kawan dengan camping di kebun buah Mangunan. Untuk bertanya mengenai harga, mekanisme sewa atau apa saja seputar fasilitas kebun buah Mangunan silakan menghubungi Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul di jalan Ring Road Timur, Manding, Bantul, Yogyakarta di (0274) 6460182 / 6460236.


 

Agar bisa menjadi pribadi yang bermanfaat dan mampu menjalani kehidupan dengan baik, dibutuhkan kemampuan berfikir dan budi pekrti. Tidak hanya nilai-nilai mata Pelajaran di sekolah yang bagus, namun juga perilaku yang positif. Dua hal ini, banyak berkembang ketika anak berada di lingkungan sekolah. Sehingga, lingkungan sekolah menjadi salah satu faktor penting yang menentukan akan jadi apa anak-anak kita nanti. Tentu saja, orang tua berharap agar anak-anaknya mendapatkan sekolah yang bagus dan membantu anak meraih pretasi. Saya rasa, Yogyakarta Independent School (YIS) adalah satu sekolah unggulan yang menyediakan sarana prasarana serta mampu menjadi wadah yang baik untuk tumbuh kembang anak.


Kenapa saya berfikir seperti itu? Apakah saya memiliki pengalaman menyekolahkan anak di YIS? Tidak, saya bahkan belum memiliki anak, tapi dari satu kegiatan YIS, malam graduation, saya jadi tahu bahwa sekolah ini bagus. Saya berkesempatan menghadiri YIS Graduation 2024 yang diselenggarakan di Ballroom Hotel Tentrem, Jumat (28/06). Dari acara yang berlangsung hanya sekitar empat jam ini, saya menyadari beberapa hal menarik.

1.     Tema Wisuda yang Keren "Fair Play: Fun and Fire"

Tema ini bertujuan untuk menanamkan pentingnya integritas, etika, dan rasa hormat, kepada lulusan YIS 2024. Selain itu juga ‘Fun’ menggambarkan kegembiraan dan persahabatan yang telah dilalui bersama dan ‘Fire’ menjadi pemantik bagi lulusannya untuk mencapai kesuksesan di jenjang berikutnya. Babak kehidupan yang baru, baik itu jenjang kelas yang lebih tinggi atau dunia baru bagi mereka yang sudah selesai menempuh studi di YIS.


2.     Drama Musikal Sesuai dengan Tema

Tema besar graduation YIS tahun ini, tidak hanya menjadi formalitas semata. Tema ini bisa diresapi dan dipahami oleh semua yang terlibat dengan adanya drama musikal. Melalui cerita atau story telling yang berkesan, nilai-nilai dari tema "Fair Play: Fun and Fire" lebih mudah dimengerti anak-anak.

Secara singkat, drama ini menceritakan pasar malam yang dibuka di sebuah kota. Menawarkan berbagai macam makanan dan permainan. Semua orang boleh masuk dan menikmati suasana gembira pasar malam tersebut. Permasalahan muncul ketika dua penari berbakat, Lena dan Isabella bersaing dengan sengit untuk menjadi yang terbaik. Persaingan ini membuat keduanya justru tertekan dan takut dengan kegagalan.

Akhirnya Lena tersadar setelah temannya yang bernama Sophie mengingatkan akan pentingnya persahabatan dan fair play. Tidak menjadikan orang lain sebagai saingan, tapi justru saling mendukung dan fokus untuk mengembangkan diri. Akhirnya keduanya saling bekerjasama untuk menampilkan pertunjukkan spesial. Bersama dengan semua anggota sirkus menyajikan penampilan yang penuh kegembiraan dan keajaiban.

Yogyakarta Independent School

3.     Tanpa Bintang Tamu untuk Mengisi Acara

Drama musikal melibatkan semua siswa dari semua jenjang kindergarten sampai grade 12 (penjelasan jenjang pendidikan di YIS bisa dibaca selengkapnya di sini). Ini salah satu hal yang membuatku kagum. Jangan membayangkan penampilan yang sempurna ya, karena mereka bukan penampil profesional. Gerakan yang kikuk sering terlihat dalam setiap babak. Tapi pertunjukan berlangsung mengesankan, semua orang gembira, bahagia dan bangga. YIS memberikan kesempatan kepada siswanya untuk terlibat, memberikan penampilan terbaik mereka. Tentu saja penampilan terbaik tidak selalu harus sempurna, bagus tanpa cela. Menurutku ini bagus sekali untuk melatih percaya diri, keberanian dan menghadapi tantangan.

4.     Pencapaian yang Tidak Melulu Tentang Mendapatkan Piala dan Menjadi Nomor Satu

Salut dengan poin-poin prestasi yang ada di layar monitor untuk setiap siswa. Karena pencapaian tidak hanya tentang menjadi ‘Juara Satu’, tapi pencapaian lebih luas maknanya. Saya kutip dua pencapaian dari siswa YIS grade 12.

Has demonstrated the fruits of her hard work over the past few years. She has diligently succeeded in understanding and using Spanish for daily communication exceptionally well. We are very proud of her and love her dearly, as she is also a sweet, caring, and humble student. We wish her continued success.”

“For her hard work and dedication in her math studies which has inspired her peers with her tireless efforts and unwavering commitment to learning.”

“For his kindness and well-mannered demeanor, as he consistently demonstrates understanding and respect towards his teachers and others around him.”

Yogyakarta Independent School

Disaat semakin banyak orang yang menganggap pencapaian atau prestasi anak adalah menjadi terbaik atau menjadi pemenang, bahkan dengan berbagai cara pokoknya harus juara. Sekolah internasional di Yogyakarta ini kembali mengingatkan kita bahwa budi pekerti yang baik adalah pencapaian, memberikan inspirasi atau semangat kepada orang lain adalah pencapaian, konsisten bekerja keras dan belajar juga adalah pencapaian. Kita sering lupa loh, mengabaikan hal kecil yang kita lakukan atau dilakukan orang lain. Padahal itu juga sebuah pencapaian dalam hidup.

Itulah, beberapa hal yang berkesan ketika saya menghadiri graduation YIS. Dari pengalaman singkat itu, saya belajar banyak hal dan bisa membayangkan, kalau sekolah ini memiliki guru dan lingkungan yang baik untuk mendukung tumbuh kembang anak.

Sekilas Tentang Yogyakarta Independent School

Yogyakarta Independent School (YIS) adalah sekolah internasional yang berlokasi di Yogyakarta, Indonesia. Sekolah ini didirikan pada tahun 1989 dan merupakan satu-satunya sekolah internasional di Yogyakarta yang menggunakan kurikulum IB secara penuh untuk semua jenjang. YIS menawarkan pendidikan berkualitas tinggi untuk siswa dari berbagai negara dan latar belakang. Sekolah ini memiliki Visi untuk menyediakan lingkungan yang membangkitkan semangat bagi kaum muda untuk menjadi pemikir yang peduli, ingin tahu, dan kritis.

Kurikulum

Yogyakarta Independent School menawarkan kurikulum internasional yang mengintegrasikan prinsip-prinsip dan standar International Baccalaureate (IB) dengan Ujian Nasional (UN). Kurikulum ini dirancang untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan komunikasi yang efektif pada siswa. YIS juga menawarkan berbagai program ekstrakurikuler, seperti olahraga, seni, dan musik.

Fasilitas

YIS memiliki fasilitas yang lengkap dan modern, termasuk ruang kelas yang luas, laboratorium sains, perpustakaan, lapangan olahraga, dan kolam renang. Sekolah ini juga memiliki lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi siswa.

Biaya

Biaya sekolah di YIS bervariasi tergantung pada jenjang pendidikan. Anda dapat menemukan informasi lebih lanjut tentang biaya sekolah di situs web YIS.

Informasi Lebih Lanjut

Untuk informasi lebih lanjut tentang Yogyakarta Independent School, Anda dapat mengunjungi situs web mereka di https://www.yis-edu.org/about-yis atau Instagram @yogyakartaindependentschool atau menghubungi mereka di:
Alamat: Jl. Tegal Melati No.1, Jombor Lor, Sinduadi, Kec. Mlati., Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Telepon: +62 274 5305147
WhatsApp: +62 8112632442

Sabtu (21/10) lalu, aku berkesempatan mengikuti agenda Studi Wawasan IMA chapter Sleman yang bekerjasama dengan Disperindag Sleman. Kami berkunjung ke dua destinasi wisata dan edukasi yang ada di daerah Kaliurang.

Kunjungan pertama ke Omah Jadah Kaliurang yang letaknya berdekatan dengan Telogo Putri. Jadi, kalau kamu main ke Kaliurang atas bisa sekalian mampir ke sini. Tidak hanya melihat langsung proses pembuatan jadah tempe, kamu juga bisa membeli aneka produk UMKM Sleman. Mulai dari makanan, kerajinan tangan dan fashion. Produknya unik-unik deh, jarang ditemui di tempat lain. Ada aneka olahan salak, kopi, emping talas, pai susu, kerajinan kulit, ecoprint dan masih banyak lagi.

IMA Sleman

Kami diperbolehkan masuk kedalam tempat produksi jadah tempe dan mencicipi produk yang sudah jadi. Tempatnya cukup luas dan bersih dengan beberapa pekerja. Ada yang memasak bacem tempe dan membuat jadah. Peralatan yang digunakan sudah modern dan ada jadah tempe frozen juga buat oleh-oleh atau dikirim ke luar kota.

Jadah tempe ini makanan khas Yogyakarta. Penemunya adalah Sastrodinomo, seorang carik atau sekretaris desa di sekitar Kaliurang. Dulu beliau mempersembahkan nasi jagung untuk Keraton. Tapi suatu ketika, beliau diminta membawa makanan yang lain. Jadilah, Sastrodiromo berinovasi membuat jadah tempe. Ternyata camilan ini malah jadi kesukaan Sri Sultan HB IX. Hingga saat ini jadi camilan khas Yogyakarta. Belum lengkap kalau kamu ke Kaliurang tanpa beli jadah tempe.

Ketua Sentra Jadah Tempe Kaliurang Bejo Wiryanto menjelaskan, jadah tempe juga ada filosofinya. Tempe berwarna merah dan jadah berwarna putih merupakan symbol bendera Indonesia. Selain itu, kalau makan jadah tempe, tempenya harus diatas. Sebegai symbol, hidup itu harus pahitnya dulu (rasa jadah yang tidak manis pertama kali menyentuh lidah) lalu baru manis (rasa tempe). Jadi ya hambar dulu baru manis kemudian, gitu lah.

Omah Jadah Sleman

Presiden IMA Chapter Sleman 2021-2023 ialah RR. Mae Rusmi Suryaningsih juga merupakan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman mengatakan agenda IMA chapter Sleman ini bertujuan untuk promosi wisata dan produk UMKM Sleman. Karena, mereka yang datang bisa membagikan pengalamannya kepada masyarakat luas. Hadir pula Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo.

"Saya atas nama Kabupaten Sleman, mengapresiasi dan mendukung IMA atas terselenggaranya acara pada pagi hari ini. Saya merasa bangga bahwa dengan IMA kita selalu kolaborasi baik pemerintah dan pelaku wisata di Sleman,” ungkap Kustini.

Agenda kedua adalah kunjungan ke Nara Kupu yang letaknya di area Kaliurang juga. Tempatnya luas banget, ada kebun dan pemancingan juga. Sangat cocok kalau mau bikin kegiatan buat banyak orang. Sayangnya, di sini kami hanya makan dan tidak berkeliling. Tapi, bersama teman-teman blogger kami sempat berbincang dengan salah satu pemiliki Nara Kupu, bapak Hani.

Nara Kupu

Beliau menjelaskan kalau Nara Kupu memberdayakan masyarakat sekitar untuk menanam sayuran secara hidroponik. Hasilnya dijual oleh Nara Kupu dan dijadikan masakan. Tapi gak mahal-mahal amat, tetap merakyat, karena hasil panen sendiri. Nara Kupu ingin membuat ekosistem sekitarnya menjadi lebih baik dengan menggunakan produk ramah lingkungan dan mengajak masyarakat juga peduli lingkungan.

Masuknya gratis, tapi kalau mau memancing dan memberi makan rusa bayar ya. Cocok banget datangnya sambal menikmati senja terus makan malam bakmi Jowo yang ada di Nara Kupu. Pulangnya beli sayuran segar organik.

 Jalan-jalan bareng Searah Rasa kedua kalinya, kami berkunjung ke roti Kolmbeng Pak Giman dan Pabrik Gula Sewugalur. Dua hal yang baru aku tahu ketika mengikuti kegiatan ini. Tema Searah Rasa kali ini adalah “Djejak Manis Kulon Progo”. Penjelajahan akan menelusuri cerita-cerita dan jejak-jejak kebudayaan tentang sejarah perkebunan gula dan dinamika penggunaan gula pada kudapan lokal.

Setelah berkumpul di alun-alun wates, kami bersama-sama menggunakan bus menuju rumah Pak Giman. Letaknya tidak di dalam kota, tapi di desa yang bisa dibilang sepi. Kebun jati terhampar luas dan jalannya dibuat dari cor beton. Benar-benar desa yang akan sepi di malam hari, tetangganya jauh-jauh. Kami berjalan kaki menuju rumah Pak Giman yang sekaligus dijadikan tempat produksi. Tempatnya sederhana, sepetak ruangan berlantai semen yang penuh dengan alat-alat produksi. Ada oven tanah liat, pengaduk adonan, dan cetakan. Tampak dua pekerja yang sedang membuat roti dan menata roti yang sudah matang.



Roti Kolmbeng


Giman Ciptodiyono yang sering dipanggil Pak Giman sudah membuat roti Kolmbeng sejak tahun 2000-an tahun. Dulunya Pak Giman bekerja pada pembuat roti di daerah Pakualaman, tapi karena semakin sei akhirnya membuka sendiri di rumahnya. Hingga saat ini sudah diteruskan hingga tiga generasi kepada cucu laki-lakinya. Keluarga ini menjadi salah satu pembuat roti legendaris yang sudah sangat jarang ditemukan di pasaran. Roti Kolmbeng, merupakan roti jaman Belanda yang saat ini sudah tidak banyak dikenal generasi masa kini.

Roti Kolmbeng berasal dari kata kolo emben atau kolo mbiyen yang berarti zaman dahulu. Bahannya sangat sederhana, yaitu tepung terigu, tepung tapioka, gula pasir, dan telur. Salah satu yang membuat roti ini unik adalah tepung tapioka. Membuat tekstur roti gering diluar dan legit di bagian dalam. Rasanya manis gurih dan sangat cocok menjadi teman minum the atau kopi. Soanya kalau gak ada minum bisa seret makan roti ini.

Roti Kolmbeng

Roti Kolbeng dijual Rp 1000 kalau di rumah Pak Giman, tapi kalau sudah di pasar bisa mencapai 1500-1700 rupiah. Roti ini dijual ke Pasar Beringharjo dan wilayah Sleman. Selain menjadi kudapan yang murah meriah, roti kolmbeng juga sering digunakan sebagai salah satu sajian ketika ada kenduri, nyadran dan hajatan. Dulu sih roti ini hanya dikonsumsi oleh kalangan menengah ke atas. Kalau sekarang siapa aja bisa makan, Cuma agak susah ya nyarinya. Aku aja baru kali ini ketemu roti Kolmbeng, belum pernah ketemu di pasar dan ditempat jajan.

Dari roti Kolmbeng perjalanan berlanjut ke Pabrik Gula (PG) Sewugalur. Baru tahu juga kalau di Kulonprogo ada pabrik gula. Udah penasaran banget, tapi ternyata pabriknya udah gak ada. Hanya tersisa beberapa bangunan berupa rumah Indise dan sisa-sisa bangunan pabrik. Kami ditemani oleh Mas Aga dari komunitas Roeman Toea. Jadi bisa dapat penjelasan yang lengkap Sejarah PG Sewu galur ini. Sambil jalan kaki berkeliling, Mas Aga menjelaskan mulai dari dari awal berdirinya pabrik hingga akhirnya berhenti beroperasi karena bagkrut terdampak krisis perekonomian dunia.

Rumah Indis Pabrik Gula Sewugalur

Perjalanan kami dimulai dari rumah salah satu rumah Indise di Sewugalur, Desa Karangsewu, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo. Rumah ini dihuni oleh Suwartini dan suaminya. Pemilik sebenarnya dari rumah Indise ini adalah kakek Suwartini, Tjokrodirjo. Dibeli dari Tionghoa bernama Yantid bersama tiga rumah Indis lain yang lokasinya berdekatan. Rumah itu lalu diwariskan kepada Sunartedjo--Wakil Gubernur Jawa Tengah periode 1990-1994--putra bungsu Tjokrodirjo. Suwartini merawat rumah ini karena tidak ditinggali oleh pemiliknya.

Di depan rumah Mas Aga menunjukkan selokan dengan bagian atas berbentuk lengkungan yang menandakan gaya arsitektur Eropa. Lalu kami melihat bekas kantor PG yang sudah menjadi warung makan dan pertokoan. Pabrik Gula Sewugalur (Suikerfabriek Sewoegaloer) didirikan oleh E.J Hoen, O.A.O van der Berg, dan R.M.E. Raaff mendirikan Pabrik Gula Sewugalur dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT) pada 1881. Pada tanah yang disewa dari bangsawan dari keluarga Pakualaman dengan nilai 200.000 gulden. Setelah pabrik gula itu gulung tikar, maka berdasarkan reorganisasi agraria kepemilikan tanah beralih ke pemerintah desa. Pada 12 November 1949 tanah bekas pabrik gula dilelang kepada masyarakat.

Pabrik Gula Sewugalur

PG ini benar-benar tak bersisa  tentara NICA (Netherlands Indies Civil Administration) menyerbu Yogyakarta pada 18 Desember 1949, TNI membakarnya sebagai bagian dari strategi bumi hangus. Sepanjang perjalanan kami hanya melihat bekas dudukan cerobong asap, tungku pembakaran dan puing-puing sisa bangunan pabrik. Tidak menyangka dulunya di sini ada pabrik gula dengan jalur kereta sendiri.

Tahun ini Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) punya program yang bernama Searah Rasa. Dikutip dari website resminya, Searah Rasa merupakan program publik yang bekerja pada ranah jelajah, tur, jalan-jalan yang sesuai tema besar FKY. Program ini akan menelusuri dan mendatangi jejak pangan melalui pasar, sejarah, irigasi pertanian, pertanian sayur, perikanan dan juga cita rasa lokal. Frasa Searah Rasa bermakna mendatangi, mengetahui, dan mencari jejak-jejak kebudayaan, dan menyamakan arah tujuan demi tercapainya pencatatan produk kebudayaan di Yogyakarta bersama masyarakat.

Searah Rasa gratis untuk umum, tapi dengan kuota peserta terbatas. Aku berkesempatan mengikuti tur ke Tambak Mujahidkoe Farm - Pantai Imorenggo. Mengangkat tema  “Berkenalan Dengan Boga Bahari Kulon Progo”. Kami menelusuri cerita-cerita dan jejak-jejak kebudayaan tentang komoditi perikanan dan udang Kulon Progo, dari proses penanaman bibit sampai waktu panen. Aku sendiri baru tahu di Kulon Progo ada Pantai yang Namanya Imorenggo, apalagi ada tambak udangnya segala.



Pantai Imorenggo terletak di Desa Karangsewu, Kabupaten Kulon Progo.Perjalanan menuju Pantai Imorenggo menjadi menarik dengan pemandangan hamparan beragam tanaman pertanian. Ada kebun cabai super luas di bawah pohon kelapa yang tertata rapi, berlanjut dengan kebun semangga yang tampak sangat subur, lalu aneka sayuran seperti bayam dan kangkong. Ternyata pertanian lahan pasir bisa dilakukan di kawasan Imorenggo. Bahkan kawasan ini pernah dikunjungi KGPAA Paku Alam IX yang pada waktu itu masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DIY. Beliau meresmikan Desa Wisata Agrobahari Imorenggo di kawasan Transmigrasi Lokal Ring 1 desa Karangsewu Kecamatan Galur, kabupaten Kulon Progo pada hari Rabu (26/9/2012 ).

Daerah ini ternyata menjadi lokasi transmigrasi lokal atau transmigrasi dari warga yang semula tinggal di daerah lain di Yogyakarta. Mereka mendapatkan lahan untuk tinggal dan bertani. Jadilah Imorenggo menjadi kawasan pertanian. Kemudian daerah ini berkembang menjadi area tambak udang di pesisir pantai. Untuk menjaga lingkungan, keberadaan tambak udang di pesisir Imorenggo diatur oleh perjanjian yang disepakati dengan warga yang di wadahi kelompok Paguyupan Penambak Imorenggo atau disingkat menjadi PPI. Organisasi kemasyarakatan ini juga bertugas mengawasi keberlangsungan penambak setiap harinya.



Kami berkesempatan berkunjung ke Tambak Mujahidkoe Farm yang membudidayakan udang jenis Litopenaeus vannamei atau biasa disebut petambak dengan udang vannamei. Vaname adalah salah satu jenis udang yang populer untuk dibudidayakan di Indonesia. Menurut rangkuman dari Kementerian, Kelautan, dan Perikanan (KKP), hampir semua petambak di Indonesia membudidayakan udang yang kaya akan manfaat ini. Kami ditemani berkeliling tambak bersama salah satu pekerja tambak dan Kak Aliva Zein dari Ruang 412. Di sini satu tambak bisa menghasilkan sekitar 6 kwital sekali panen. Masa panen udangnya sekitar 3 bulan.

Udang vaname atau udang putih berasal dari daerah subtropis yaitu di pantai barat Amerika hingga hingga ke Peru. Udang ini sudah banyak sekali dibudidayakan di Indonesia sebagai alternatif pilihan lain setelah udang windu yang mengalami penurunan produksi sejak adanya penurunan kualitas lingkungan. Udang ini memiliki beberapa kelebihan yaitu lebih tahan terhadap penyakit dan fluktuasi kualitas air, pertumbuhan relatif cepat, serta hidup pada kolom perairan sehingga dapat ditebar dengan kepadatan tinggi. Udang vaname memiliki peluang pasar dan potensial untuk terus dikembangkan.



Udang yang ada di Imorenggo ini kebanyakan diambil langsung oleh pembeli dan tidak dijual di pasar-pasar setempat. Alasannya sih karena justru warga lokal enggan membeli karena harganya tergolong mahal. Bibit yang disebar berasal dari daerah Jawa Timur. Katanya, memelihara udang itu sulit, karena sensitif. Harus bersih dan selalu ada kincir air yang menyala. Tambak udang di Imorenggo turut meningkatkan perekonomian warga dengan memberikan peluang pekerjaan. Meskipun pas ke sana banyak juga tambak yang sudah tidak digunakan.

 Baru tahu kalau di Jogja ada kebun teh selain Nglinggo pas ikutan acara Visiting Jogja Tourism Walk 2023. Kami diajak berliling Desa Wisata Purwosari plus dapat bingkisan, jersey dan makan siang hanya dengan membayar Rp 78 rupiah melalui aplikasi Visiting Jogja. Transportasi ke Desa Wisata Purwosari di Kulon Progo juga disediakan panitia. Sungguh acara yang sangat menarik terutama buat sobat gabut dan pengen jalan-jalan sambal olahraga gratis. Hanya bayar 78 rupiah ya anggaplah gratis.


Start jalan kaki dari dari Pasar Mbothok Sabtu pagi (16/09) sekitar pukul 07.30 WIB. Aku jalan santai bersama ratusan peserta yang mengenakan seragam biru. Baru aja jalan sebentar, sudah sampai di check poin pertama, Bukit Sebutrong yang terletak di area hutan pinus. Lama banget tidak menghirup udara segar dengan aroma pinus yang menyenangkan. Beberapa peserta ada yang naik bukit, tapi aku memilih lanjut jalan lagi aja dah, males soalnya naik bukit.

Jalan sebentar, sampai ke Kebun Teh Gumilir dan disambut beberapa orang yang sedang membuat teh dengan cara tradisional. Disangrai menggunakan peralatan dari bahan gerabah dan arang. Tapi, setelah bertanya kepada pemiliknya, teh Gumilir sudah dibuat menggunakan mesin. Tempat ini khusus membuat teh hijau sebagai produk unggulan. Peserta diperbolehkan mencicipi the sambal memakan gula Jawa. Cara meminum teh khas Kulon Progo.

Kami melanjutkan perjalanan yang cukup jauh melewati kebun-kebun warga dan kebun salak. Menuju Ayunan Langit, sebuah bukit dengan wahana ayunan di bagian atas. Puas rasanya, setelah Lelah berjalan dan naik ke atas bukit, kami dikasih camilan mendoan, dawet dan apay a lupa Namanya. Camilan berbahan singkong, dibungkus daun pisang isinya gula. Setelah beristirahat sejenak sambil menikmati pemandangan indah, kami melanjutkan perjalanan menuju titik selanjutnya. Menyusuri jalan setapak dengan pohon salak di kanan kiri. Teduh, tenang dan menyenangkan. Sampailah ke post Mintaro Craft. Pembuat kerajinan dari serat alam menjadi keranjang dan aneka wadah-wadah unik.

Setelah puas melihat-lihat, kita jalan lagi menuju pos terakhir. Kali ini cukup melelahkan karena melewati jalan raya dan sudah panas. Pos terakhir adalah Kopi Tumpang Sari yang ada di pinggir jalan raya. Tidak seperti pos-pos sebelumnya yang lokasinya cukup masuk ke dalam. Kopinya enak, ada arabuka dan robusta. Rasa Lelah terbayarkan setelah duduk sejenak dan menyesap kopi asli Purwosari. Kami kembali ke titik start di pasar Mbotok. Menikmati sajian khas Nuk Santri. Nasi dibungkus daun dengan lauk oseng papaya muda, gudangan, telur rebus, tempe garit dan peyek.

Selain pos dan jalur perjalanan yang tak biasa, hal menarik lain dari agenda Visiting Jogja Tourism Walk ini adalah sosialisasi dan penggunaan QRIS. Transaksi jadi lebih mudah tanpa harus mebawa uang tunai. Tersedia wifi gratis di setiap pos UMKM yang kami kunjungi. Sangat memudahkan karena sinyal di Kawasan ini tidak terlalu baik. Peserta yang mencapai garis finish mendapatkan goodie bag yang berisi produk gula Jawa, kopi, teh, salak dan keranjang dari Mintaro Craft.

 

Tahu Fujii Kaze bakalan konser di Jakarta, wah langsung niat banget mau nonton. Kalau terwujud rasanya  gonna be the best thing this year i got! Nyatanya, gak bisa nonton karena tiketnya cepet banget ludes. Kukira Fujii Kaze masih belum banyak yang tahu, kok ya ternyata harus war. Sedih sekali hidup ini tiba-tiba. Langsung lah aku makan siang di Mcd untuk menghibur diri. Ya tetep gak terhibur sih. Hehe… Baru ikhlas ketika ternyata uangnya dipakai buat yang lain, ada keperluan keluarga. Ya udah deh, semoga bisa nonton lain kali ya Tuhan.

Aku langsung ngefans sama Fujii Kaze semenjak lagu pertama. Tiba-tiba, salah satu lagunya  Matsuri muncul diberanda Youtube. Begitu di dengerin, kok bagus, pas lihat arti liriknya, kok bagus. Jadilah aku berkelana dengerin lagu-lagunya. Sampai ketemu sama Grace dan Kaerou. Lagu yang pastinya dibuat sama orang yang sudah mengalami banyak hal, memahami hidup dan tercerahkan. Kalau kamu udah baca buku soal makna hidup, Ketuhanan, pencarian, tasawuf atau apalah yang sejenis, kayak udah terangkum dengan kalimat super pas di dua lagu ini. Hebat banget lah pokoknya.

Tangkapan Layar Youtube Fuzii Kaze


Lagu Graze memotret dengan apik momen pas kamu mencari jati diri atau mencari Tuhan dalam hidup. Jadi ingat Kidung Wahyu Kolosebo yang dibuat sama Sri Narendra Kalaseba yang ditulis sebagai bentuk perjalanan spiritual. Mirip juga sama lagu-lagunya Maher Zein yang Islam banget. Ada lirik ‘Anata wa watashi, watashi wa anata (Kau adalah aku dan aku adalah kamu) yang mirip sama Manunggaling Kawula Gusti. Menarik kan?

Kaerou jadi lagu yang pengen aku putar pas aku meninggal nanti. Pengambaran kematian di lirik dan MVnya juga pas banget. Fujii Kaze mengingatkan kalau kematian adalah jalan untuk kembali pulang. Pulang dengan berbagai keadaan tanpa membawa apapun. “Aa subete wasurete kaerou (Mari kita lupakan semua dan pulang)”. Rasanya jadi inget lagi kalau gak ada yang bisa dibawa mati, kecuali apa yang sudah dipahami jiwa dan yang Tuhan janjikan, hasil perbuatan baik. Pulang bersama angin sepoi-sepoi, bersama rintik hujan, bagaimanapun keadaannya. Pulang dengan damai, tanpa dibebani dunia. Pastinya, supaya bisa pulang dengan damai, laku hidupnya juga harus baik. Sangat menarik lah lagu ini. Juga banyak lagu-lagu Fujii Kaze lainnya.

Di usia yang masih muda, bisa paham banyak hal tentang hidup, dan lagi bisa mengekspresikannya menjadi sesuatu yang bisa dinikmati banyak orang. Gak rumit-rumit, dengan lagu yang liriknya padat dan MVnya pas banget. Setiap sesi dalam hidupku pasti ada temennya. Buku-bukunya Buya Hamka, lagu-lagunya Alan dan sekarang lagu-lagunya Fujii Kaze. Berbagai hal terjadi, senang rasanya masih diberikan kesempatan untuk mengingat Tuhan. Terimakasih Tuhan…

 

Semakin lama di rumah aja, rasa bosan semakin membayang. Beragam hobi dijalani untuk mengisi hari. Ada yang memulai hobi berkebun, olahraga, hingga memasak. Aktivitas di dunia maya semakin bertambah dan kita juga bisa belajar apa saja. Salah satu hal baru yang aku lakukan bersama teman-teman adalah belajar memasak. Bukan masalakan berat, lebih suka makanan ringan dan mudah saja. Pas berselancar di dunia maya, ketemu website snacks-desserts.id.


Luar biasa sih website snacks-desserts.id, banyak sekali resep kreasi snack & desserts yang bisa dicoba dan mudah. Benar-benar surga resep bagi pemula hingga hingga level advance ala chef. Website snacks-desserts.id dibuat oleh Mondelez. Pasti kalian sudah familiar dengan produk ikonik seperti Oreo, Biskuat, Belvita, Chip Ahoy, Cadbury, dan Keju KRAFT. Produk-produk tersebut diprodukasi oleh Mondlez yang merupakan perusahaan makanan dan minuman yang berkantor pusat di Northfield, Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Mondelez merupakan salah produsen makanan terbesar di dunia.

Mondelez berasal dari istilah latin “mundus”, yang berarti dunia, dan “delez” yang berarti lezat. Inisiator dari nama tersebut menambahkan kata Internasional untuk menggambarkan sifat bisnis perusahaan yang semakin berorientasi global.  
Menciptakan makanan dan minuman yang lezat dan mendunia.

Resep-resep yang ada di website snacks-desserts.id banyak menggunakan bahan dasar produk-produk yang dihasilkan oleh Mondelez. Dijamin deh kamu bisa menemukan resep super mudah tapi yummy. Ada beberapa kelebihan yang membuat website snacks-desserts.id recommended banget.

Tampilan sederhana tapi lengkap


Tampilan website snacks-desserts.id sederhana tapi lengkap. Setiap resep kreasi snack & desserts dilengkapi dengan foto dan langkah membuat yang sederhana. Instruksi cara memasaknya sangat mudah diikuti.

Website ringan dan mobile friendly

Websitenya mudah diakses dan tidak membuat PC atau gadget kamu lemot. Kalau membuka menggunakan handphone tidak perlu memperbesar atau memperkecil tampilan website lagi karena sudah disesuaikan dengan layar perangkat yang digunakan. Mulai dari ukuran, bentuk, dan konten akan disesuaikan dengan perangkat mobile pengguna.

Ada kolom search di bagian atas



Kalau kamu sudah tahu mau bikin makanan seperti apa, sudah tersedia kolom search dibagian atas website. Misalnya kamu ingin membuat minuman, kue, sandwich dan sebagainya. Kamu bisa juga mencari melalui kolom search ini sesuai dengan kategori, seperti waktu penyajian, tingkat kesulitan, produk yang akan menjadi salah satu bahan utama, dan mengurutkan mulai dari resep terbaru, terpopular atau terspesial.

Save dan share

Fitur save bisa kamu gunakan kalau sudah memilih resep tapi belum punya waktu memasak. Sedangkan pilihan share memudahkan kamu untuk mengirim resep dan mengajak teman-teman untuk memasak bersama. Tapi untuk bisa menggunakan save dan share bikin akun dulu ya, caranya mudah kok. Tinggal klik daftar pada bagian pojok kanan atas dan mengisi form yang sudah tersedia.
Inspirasi bisnis kuliner


Website snacks-desserts.id juga memiliki resep-resep inspirasi usaha dari chef yang dijamin deh rasanya pasti enak dan bakalan disukai orang banyak. Untuk bisa membuka semua resep, kamu harus daftar dan login terlebih dulu ya.
Dikala pandemi seperti saat ini, mencoba bisnis kuliner 
kreasi snack & desserts bisa menjadi peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan. 

Dengan snacks-desserts.id kamu tidak perlu menghabiskan banyak waktu dan biaya untuk RnD dan membuat resep yang enak. Cukup menggunakan resep yang ada sesuai budget dan keinginan. Aneka jajanan dan makanan yang mudah dibuat bisa jadi menu bisnis kuliner barumu.



Setelah memilih resep-resep yang ada, akhirnya aku memutuskan untuk mencoba Steam Potacheese – egg. Bahan-bahan yang digunakan mudah dicari, langkah-langkah memasaknya juga mudah diikuti dan hasilnya enak lagi. Benar-benar suka banget ketemu website snacks-desserts.id ini. Super seru dan jadi teman setia memasak di mana aja.







Langsung deh cek cek websitenya snacks-desserts.id ya. Selamat mencoba 
kreasi snack & desserts yang tersedia di dalamnya!